Batang - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Batang menggelar Konferensi Kerja Tahun ke-3 Masa Bakti XXII di Gedung PGRI setemat, Kamis (25/8). Konferensi Kerja mengambil tema “Bangkit Guruku, Maju Negeriku. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”.
Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan bahwa konferensi kerja PGRI Kabupaten Batang bertujuan melakukan evaluasi hasil kerja yang sudah dilakukan apa saja, termasuk pengajuan guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Pembahasan pengajuan guru honorer penting karena pada tahun 2024 guru tidak bisa dijadikan outsourcing, kecuali pesuruh sekolah masih bisa. Pemkab Batang sendiri akan terus mendukung untuk mendesak pemerintah pusat mengusahakan nasib guru-guru honorer yang sudah bekerja keras mendidik anak-anak kita,” jelasnya.
Ia mengatakan, data-data pengajuan pun sudah dipersiapkan lewat Disdikbud Kabupaten Batang, tinggal menunggu kepastian persyaratan yang dikeluarkan bagaimana.
“Makanya, saya minta untuk PGRI Kabupaten Batang terus mengawal teman-teman guru kita agar dapat bergabung menjadi ASN seluruhnya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Batang Muhdi mengatakan, konferensi kerja ini digelar setahun sekali. Tujuannya untuk merumuskan program kerja selama satu tahun.
“Program kerja yang dibahas PGRI Batang tentang guru honorer yang kita perjuangkan untuk bisa menjadi ASN semua pada 2024 mendatang,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, di Jawa Tengah ada sekitar 120 ribu guru honorer yang harus diperjuangkan. Guru honorer di Kabupaten Batang sendiri masih cukup banyak sejumlah 2.400 orang.
Pengajuan guru honorer dilihat dari persyaratan yang sudah memenuhi aturan yang ada, seperti sertifikasi dan penilaian masing-masing kepala sekolah serta khusus pengabdian yang sudah lama.
“Semoga guru honorer di Kabupaten Batang pada tahun 2024 sudah tidak ada lagi dan sudah menjadi ASN semuanya,” pungkasnya.