Manado - Misi Dagang dan Investasi kembali digelar oleh Pemprov Jawa Timur. Kali ini dengan Provinsi Sulawesi Utara. Dari proses pelaksanaan yang digelar di Manado, Kamis (25/8) tercatat nilai transaksinya mencapai lebih dari Rp158,9 miliar.
Dari data akhir yang dihimpun Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur hingga pukul 18.00 WITA, dikutip dari Diskominfo Jatim, terdapat 40 jenis transaksi perdagangan. Nilai total tepatnya, yakni Rp158.985.000.000.
Adapun komoditi yang ditransaksikan dari Jawa Timur ke Sulawesi Utara yakni didominasi telur dan perhiasan, asesoris serta kebutuhan pokok. Sedangkan dari Sulawesi Utara ke Jawa Timur didominasi komoditi ikan, kayu-kayuan dan rempah-rempah.
Misi Dagang dan Investasi kali ini diikuti 200 pengusaha dari Jawa Timur sebanyak 42 pengusaha, dari Sulawesi Utara 100 pengusaha dan sisanya dari Dinas Pemprov Jatim dan Sulut serta beberapa asosiasi dan BUMD.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir langsung membuka misi dagang mengatakan, misi dagang dan investasi merupakan cara jitu untuk mengungkit neraca perdagangan dan kerjasama strategis antar daerah. Bahkan program, kata dia, menjadi salah satu harapan bagi daerah untuk mengendalikan laju inflasi.
"Sesuai arahan Gubernur Bank Indonesia yang mengatakan bahwa laju inflasi dapat dikendalikan antara lain melalui peningkatan kerjasama antar daerah. Sebelum arahan ini muncul, Jatim sudah keliling. Kita terus gerilya untuk memperkuat kerjasama antar daerah melalui misi dagang sejak tahun 2019,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS catatan transaksi perdagangan antara Jatim dan Sulut ditahun 2021 mencapai total nilai Rp1,75 triliun. Dengan rincian nilai muat (Jatim ke Sulut) sebesar Rp1,45 triliun dan nilai bongkar (Sulut ke Jatim) sebesar Rp300,45 miliar. Dari transaksi ini, neraca perdagangan Jatim atas Sulut mengalami surplus sebesar Rp1,15 triliun.