Martapura - Sebagai bentuk implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengabdian kepada masyarakat, empat orang dosen Universitas Lambung Mangkurat mengadakan pelatihan pengolahan limbah sagu menggunakan metode fermentasi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan unggas, Minggu (22/11).
Desa Pemakuan Laut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar merupakan salah satu desa penghasil sagu yang cukup besar.
Dosen Fakultas Kehutanan ULM Wiwin Tyas Istikowati mengatakan limbah ampas sagu masih memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi apabila diolah lebih lanjut melalui proses fermentasi.
"Secara teknis pun tidak terlalu sulit, dengan menggunakan ragi, limbah ampas sagu bisa diubah menjadi pakan ternak atau unggas untuk menggantikan pakan yang dibeli di pasaran yang harganya mahal," katanya.
Ditambahkan, nilai nutrisinya meningkat karena limbah tersebut diubah menjadi senyawa yang mudah dicerna oleh ternak.
Ketua Pelaksana Budi Sutiya mengungkapkan kegiatan tersebut mengungkapkan, proses pembuatannya sama persis dengan proses pembuatan tape, hanya saja yang dibuat tape adalah limbah sagu.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat khususnya warga Desa Pemakuan Laut yang sebagian berprofesi sebagai petani sagu dapat memperoleh nilai tambah dan pendapatan melalui pengolahan limbah sagu," ujarnya.
Ia mengatakan ampas sagu terfermentasi apabila dikeringkan bisa dijual untuk pakan ternak sehingga penghasilan masyarakat bisa meningkat.
Atau jika tidak dijual dapat juga digunakan untuk pakan ayam, bebek atau ternak lain sehingga masyarakat tidak perlu membeli pakan lagi.
Arbain, selaku ketua RT 04 dan juga peserta pelatihan sangat antusias dan senang dengan kegiatan tersebut.
"Sebelumnya masayarakat sama sekali tidak tahu bahwa ampas sagu masih dapat diolah dan jual lagi untuk pakan ternak. Selama ini ampas sagu hasil pengolahan hanya dibuang ke sungai karena dianggap tidak bisa dimanfaatkan lagi dan sering menimbulkan bau tidak enak," ujarnya
Kegiatan yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat ini merupakan salah satu wadah untuk penerapan hasil penelitian dosen ULM.
Saat ini, tugas dosen tidak hanya melakukan penelitian dan mengajar, tetapi mampu ikut serta dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.
Perkebunan sagu yang merupakan salah satu tanaman paludikultur yang sesuai di lahan basah Kalimantan Selatan diharapkan dapat dioptimalkan pemanfaatan dan nilai ekonominya.
Kegiatan ini sejalan dengan visi Universitas Lambung Mangkurat yaitu menjadi universitas yang terdepan dalam pengelolaan lingkungan lahan basah, dimana salah satunya adalah pengembangan tanaman sagu.
Kegiatan pengabdian masyarakat pada masa pandemi covid19 ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Selain pelatihan, dilakukan juga pembagian masker, hand sanitizier dan sosialisasi pencegahan penularan covid 19 untuk masyarakat di desa tersebut. (Kominfo Kab. Banjar/Stan/Syadi).