Indramayu – Warisan budaya kebanggan Kota Mangga Indramayu “Adat Ngarot” setiap tahunnya rutin dilaksanakan masyarakat Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu sebagai warisan peninggalan leluhur dahulu.
Di tengah wabah Virus Corona Desease (Covid-19) masyarakat baik luar daerah maupun dalam daerah Kabupaten Indramayu bertanya-tanya. Apakah adat “Ngarot” kebanggan Indramayu bahkan Nasional yang diakui UNESCO ini tetap dilaksanakan. Mengingat Adat Ngarot tersebut memiliki daya tarik sendiri bagi khalayak orang.
Daya tarik tersebut karena ada “Gadis Ngarot” seorang wanita berbagai umur dirias rambutnya dengan banyak bunga dan didandani pakaian adat untuk mengikuti prosesi Adat Ngarot yang memiliki makna ungkapan syukur kepada maha pencipta atas datangnya musim tanam tiba.
Dengan kondisi demikian, Kepala Desa Lelea Raidi menjelaskan akan melihat situasi wabah Covid-19 dan menunggu kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Indramayu sampai bulan Desember mendatang.
“Jika melihat protokol kesehatan kegiatan Adat Ngarot tidak memenuhi syarat, Tetapi secara adat tetep akan saya jalankan. Tinggal saya melihat perkembangan di bulan Desember nanti. Jika kondisi Covid-19 ini reda akan saya selanggarakan. Sebaliknya jika masih dalam suasana pandemic maka tetap akan saya jalankan hanya kegiatan intinya saja,” jelasnya Selasa (06/10).
Ia menegaskan, kegiatan inti Adat Ngarot akibat wabah Covid-19 akan melibatkan sedikitnya 10 Gadis Ngarot dan 10 Jejaka untuk mengikuti prosesi adat inti kasinoman yang bermakna para Gadis Ngarot dituntut untuk pandai bercocok tanam padi dan Jejaka dituntut pandai mencangkul sawah.
“Untuk prosesi upacara adatnya pun juga sederhana saja seperti, penyerahan seperangkat pertanian kepada jejaka," terangnya.
Ia memastikan kembali, untuk sementara ini pihaknya belum banyak bicara sampai Desember mendatang.
"Nanti lihat kondisinya sampai Desember karena ini menyangkut pedagang. Semoga saja pedagang bisa memahami dengan kondisi wabah Covid-19 ini,” tegasnya. (M.Toyib/Diskominfo Indramayu)