Surabaya - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak semua lini masyarakat untuk saling menjaga rasa toleransi dan keguyubrukunan.
"Jawa Timur merupakan oase keberagaman. Di sini pula Nahdlatul Ulama didirikan. Dan salah satu tokohnya yakni Gus Dur, sudah tidak diragukan lagi bagaimana komitmen beliau tentang diversity," ujar Wagub Emil, dalam keterangan tertulis di Surabaya, Kamis (16/3).
Wagub Emil menyampaikan, benih-benih potensi intoleransi harus disikapi oleh semua pihak terlebih menjelang Pemilu 2024. Sebab, selain tidak sesuai dengan prinsip bangsa dan negara, intoleransi juga dikhawatirkan akan berbuah radikalisme.
"Memang tidak boleh dipukul rata semua yang intoleransi sama dengan radikalisme. Namun harus dilihat seberapa besar potensinya," tegasnya.
Wagub Emil menambahkan, hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan ialah tidak boleh cepat menyimpulkan bahwa seseorang intoleran. Sebab predikat intoleransi yang cepat disematkan tanpa bertabayun lebih lanjut sering kali digunakan untuk menjatuhkan figur seseorang.
Terlebih di era perkembangan teknologi informasi saat ini, memungkinkan sebuah kabar hoax atau tidak utuh tersebar begitu cepat.
"Jadi tetap waspada terhadap benih intoleransi, namun jangan pula cepat menyimpulkan," ujarnya.
"Pemprov Jatim merupakan fasilitator terciptanya atmosfer toleransi. Kita punya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai salah satu wadah mempertemukan lintas agama. Di sanalah kita mengidentifikasi hal-hal yang bisa memupuk nilai-nilai kebersamaan dan memitigasi resiko. Apalagi bila terjadi misskomunikasi dan lainnya," ujar Emil.
Lebih lanjut, Emil menjelaskan nilai-nilai toleransi wajib dijaga semua pihak demi stabilitas sosial dan politik. Dimana stabilitas sosial dan politik memiliki pengaruh besar pula terhadap pertumbuhan ekonomi.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di Jatim tahun 2022 mencapai angka 5,34%. Angka ini melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Dan Jatim menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua setelah Jakarta di Indonesia.
Capaian ini juga berkat terjaganya stabilitas sosial dan politik di Jatim yang senantiasa diupayakan baik oleh Pemprov Jatim maupun seluruh stakeholder termasuk masyarakat.