Jakarta - Jelang momentum Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, pemerintah mengantisipasi kenaikan permintaan bahan pangan dengan melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan menggencarkan Gelar Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah. Kegiatan GPM menjadi langkah aksi yang dilakukan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya komoditas pangan yang berpotensi mengalami kenaikan cukup signifikan dan berkontribusi pada kenaikan inflasi.
Berdasarkan data yang dihimpun, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah menyiapkan serangkaian kegiatan Gelar Pangan Murah di sejumlah lokasi sampai dengan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini. Kegiatan tersebut difokuskan di wilayah yang mayoritas warganya merayakan Nataru seperti Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, serta daerah batometer inflasi di 90 kabupaten/kota di 34 provinsi. Selain itu, juga difokuskan di wilayah tujuan wisata, seperti Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan NTB.
GPM yang dilakukan NFA ini berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, Perum Bulog, ID FOOD, Petani/Peternak/Asosiasi, dan pelaku usaha pangan. Dalam pelaksanaan GPM ini akan disediakan berbagai komoditas pangan strategis dengan harga terjangkau di bawah harga pasar. Hal tersebut sesuai dengan target dan sasaran pelaksanaan GPM yaitu masyarakat kelompok rumah tangga.
Hingga November 2022, GPM telah digelar di 125 titik di 25 provinsi dan 56 kabupaten/kota. Kedepannya akan terus di tingkatkan dengan target volume penyaluran mencapai 5.850 ton, yang terdiri dari berbagai komoditas seperti beras, cabai, daging sapi, telur, dan minyak goreng.
“Mengantisipasi terjadinya kenaikan permintaan di momentum Natal dan Tahun Baru nanti, kita akan terus menggencarkan Gelar Pangan Murah ini di seluruh daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, tentunya bersinergi dengan stakeholder terkait. Ini wujud kehadiran pemerintah dalam mengendalikan pasokan dan menstabilkan harga pangan, masyarakat dapat berbelanja bahan pangan di Gelar Pangan Murah ini dengan harga yang terjangkau,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu (16/11).
Arief melanjutkan, untuk memangkas disparitas harga yang berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat, NFA juga melakukan mobilisasi pangan antarwilayah dari daerah surplus ke daerah defisit. Hingga November 2022, NFA telah memfasilitasi pengiriman jagung dari NTB ke dan Jateng ke wilayah peternak di Jatim dan Jateng mencapai 3,5 ton, mobilisasi sapi hidup ke Jabodetabek sebanyak 1.405 ekor, fasilitasi cabai dari Sulsel ke Pasar Induk Kramat jati sebanyak 79,3 ton, dan pengiriman bawang merah dari Bima ke Palembang, Temanggung, dan Bangka sebanyak 44,1 ton, fasilitasi distribusi daging ayam ras beku dari Jatim ke Kaltara sebanyak 32 ton, dan memfasilitasi penyerapan live bird oleh BUMN pangan dan perusahaan integrator mencapai 221 ribu ekor.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan produk pangan dari produsen (petani, peternak dan nelayan) sehingga menjaga semangat untuk tetap berproduksi. Selain itu, juga sebagai langkah pengendalian inflasi mengingat pangan berkontribusi signifikan terhadap laju inflasi.
Arief mengatakan, Gelaran pangan murah di seluruh daerah efektif meredam kenaikan inflasi pangan. BPS mencatat terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,87 di bulan September 2022 menjadi 112,75 di Oktober 2022, atau terjadi deflasi 0,11 persen dengan kontribusi terbesar dari sektor pangan sebesar -0,25 persen.
“Ini ritmenya akan terus kita upayakan terjaga melalui berbagai extra effort pengendalian inflasi, sehingga masyarakat dapat merayakan natal dan tahun baru dengan tenang dan aman. Ini juga menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo agar seluruh kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah bersinergi dalam upaya menjaga laju inflasi,” ujar Arief.
Selain menggencarkan bazar pangan murah dan memobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit sebagai bagian dari extra effort pengendalian inflasi, NFA juga memonitoring secara ketat ketersediaan pasokan dan harga pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen serta penetapan harga acuan di tingkat produsen dan konsumen untuk komoditas jagung, telur dan daging ayam. Upaya ekstra pengendalian inflasi juga semakin kuat dengan terbitnya Perpres 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah yang mengatur 11 komoditas pangan strategis sehingga upaya menjaga ketersediaan dan harga pangan semakin baik.