Kediri - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah, tidak terkecuali Pemerintah Kota Kediri. Bagaimana tidak, jika jumlah ditemukannya kasus TBC di Indonesia saja saat ini masih menjadi temuan kasus terbesar ketiga di dunia. Banyaknya temuan ini, justru memacu Dinas Kesehatan Kota Kediri untuk dapat menemukan lebih banyak lagi penderita TBC demi menuntaskan dan memutus penyebaran TBC di Kota Kediri.
Guna mempercepat pemutusan penyebaran TBC ini, Dinas Kesehatan Kota Kediri telah membentuk kader Kilisuci sebagai ujung tombak yang akan bergerak dan bergerilya menganalisa, menemukan dan memantau penderita TBC.
Sebanyak 1.870 kader Kilisuci yang telah dipilih Dinas Kesehatan Kota Kediri, secara bergilir akan diberikan ilmu dan wawasan tentang TBC, baik itu cara mengenalinya, pengobatan hingga pencegahan penyebaran TBC secara bergantian, seperti yang dilakukan di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Selasa (8/11).
Bimtek program TBC yang rencananya akan dilaksanakan selama 3 hari, mulai 8 hingga 10 November ini akan diikuti oleh 230 kader secara bergilir, dimana di hari pertama diikuti oleh 75 kader dari Kecamatan Mojoroto, dihari kedua diikuti oleh 85 kader dari Kecamatan Kota dan di hari terakhir akan diikuti 70 kader dari Kecamatan Pesantren.
Fauzan Adima selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri saat dihubungi melalui whatsapp mengungkapkan bahwa hingga akhir bulan Oktober kemarin, jumlah kasus TBC yang ditemukan di Kota Kediri sudah mencapai 815 penderita.
"Jumlah ini bisa terus bertambah hingga akhir tahun. Semakin banyak temuan penderita, akan membuktikan kinerja dari kader Kilisuci," ujarnya.
Meski jumlah temuan tersebut cukup besar, tapi menurut Fauzan sekitar 80% kasus atau 652 penderita TBC telah mendapatkan pengobatan yang intensif selama 6 bulan dan telah dinyatakan sembuh, sedangkan sisanya masih harus menjalani pengobatan rutin selama 6 bulan.
"Memang untuk pengobatan penderita TBC, pasien harus mengkonsumsi obat secara teratur selama 6 bulan, agar bakteri mycobacterium tuberculosis benar-benar mati. Pada fase pengobatan ini kader juga memiliki peran yang cukup penting demi mendukung kesembuhan pasien TBC,"jelasnya.
Fauzan mengaku bahwa Pemkot Kediri menaruh harapan besar pada kader Kilisuci dalam membantu Dinas Kesehatan Kota Kediri untuk menuntaskan kasus TBC di Kota Kediri.
"Kita Pemkot Kediri tidak akan mampu bekerja sendiri untuk menemukan dan memantau pasien TBC. Saya ucapakan terima kasih kepada para kader Kilisuci yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab," ujarnya.
Selain sebagai upaya membekali ilmu dan pengetahuan para kader Kilisuci, bimtek program TBC ini juga sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang jatuh pada tanggal 12 November nanti.