Megamendung - Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen sekaligus mengecek persiapan ekspor bunga krisan ke Jepang yang dibudidayakan Kelompok Tani Swastika Jaya binaan Direktorat Jenderal Hortikultura di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kamis (6/10).
Perlu diketahui bahwa Kelompok Tani Swastika Jaya merupakan penerima program pengembangan Kampung Flori sehingga mendapat alokasi fasilitasi bantuan Green House tahun 2022 seluas 1.024 m2.
Dalam kesempatan ini, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan menyebutkan bahwa Desa Sukamanah akan dijadikan sentra bunga krisan.
"Kami sepakat desa ini ingin kita jadikan sentra bunga krisan. Sudah ada beberapa sentra di wilayah Kabupaten Bogor, seperti sentra duren ada di Kecamatan Cijeruk, sentra bunga hias berbasis ekspor di Tamansari, pisang di Rumpin. Alhamdulilah Bogor ini banyak program-program kegiatan pemerintah pusat dikembangkan di Kabupaten Bogor," ujar Iwan.
Iwan juga mengapresiasi program terobosan Kementan yang membangun Kampung Flori di Kabupaten Bogor. Ini sangat mendukung pengembangan potensi Kabupaten Bogor yang berbasis pedesaan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Alhamdulillah hari ini kedatangan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Desa Sukamanah yang menjadikan desa ini sebagai sentra petani bunga krisan. Kami ucapkan terima kasih Pak Menteri karena bunga krisan yang dihasilkan berbasis ekspor. Kami siap berkolaborasi agar bisa bersinergi meningkatkan produksi dan menjadikan sentra bunga krisan," bebernya.
Selanjutnya, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menerangkan bahwa krisan yang dihasilkan di Indonesia merupakan jenis krisan negara tropis yang memiliki keunggulan sehingga diminati pasar ekspor dengan harga yang tinggi, yakni di negara Eropa dan negara lainnya. Dengan begitu, peluang ekspor krisan Indonesia sangat besar mengingat krisan yang dijual di pasar dunia kebanyakan dari negara sub tropis yang kualitas dan minatnya di bawah krisan dari negara tropis.
"Bunga khususnya krisan dari negara tropis itu memiliki daya tahan yang lama dan tampilannya sangat cantik. Tak hanya itu, peluang ekspor krisan kita pun terbuka lebar karena Indonesia punya kontrak nilainya trilyunan. Karena itu, kita tinggal tingkatkan produksi dan kita harus sabar menghadapi tantangan perubahan iklim global dan dinamika pasar sektor pertanian yang fluktuasinya sangat tinggi," terangnya.
Menurutnya, selama tiga tahun terakhir ini, ekspor pertanian naik 38 persen lebih, nilainya Rp625 triliun. Oleh karena itu, mendorong ekspor krisan ini akan menjadi tambahan dan andalan untuk menaikkan ekspor pertanian ke depan.
"Kita bersama pak bupati dan camat sama-sama mendorong potensi yang ada di Green House Kelompok Tani Swastika Jaya karena memproduksi bunga krisan yang sangat diminati dunia, memiliki harga yang mahal. Apa yang dikembangkan masyarakat ini menjadi terobosan pengembangan pertanian karena tidak perlu di lahan yang luas tapi cukup dengan green house smart farming," imbuhnya.