Kubu Raya - Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan mengajak Fatayat NU untuk bersama-sama 'kepong bakol' atau gotong royong mengatasi masalah stunting, terutama saling memperhatikan lingkungan sekitar, mulai dari kehamilan hingga 1.000 hari pertama masa kelahiran.
“Bergeraknya kepong bakol itu, Alhamdulillah banyak spontanitas dan langsung mengarah, fokus pada sasaran. Disinilah yang kami lakukan strateginya. Alhamdulillah dengan cara itu melahirkan misi, salah satunya adalah pemberdayaan perempuan,” kata Bupati Muda.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan tersebut otomatis akan berdampak langsung pada hal-hal yang terkait stunting, karena ini masalah kualitas sumber daya manusia.
“Kita sering ingatkan, semua permasalahan yang ada di rumah tangga, pemerintah harus hadir untuk memberi peluang-peluang, supaya hidup layak, tenang dan bahagia. Apa yang bikin tidak layak, itulah yang kita kejar. Tidak usah banyak basa-basi. Kita juga harus tingkatkan layanan sanitasi, kelayakan WC bersih, kelayakan rumah, juga terkait dengan risiko-risiko kerentanan perempuan dan lain sebagainya. Itu yang kita harus perhatikan," ucap Muda.
Dia menambahkan, kegiatan yang dilakukan pemerintah, langsung berdampak signifikan sekali kepada anak-anaknya.
“Ini yang sebetulnya juga menjadi satu uji sederhananya, seperti di Inggris, kebahagiaan itu rata-rata perempuannya harus bahagia, karena jadi indeks yang paling tinggi,” katanya.
“Kalau perempuannya bahagia, yang ikut bahagia juga anak-anaknya. Makanya, stunting pun kalau yang dimulai dengan rasa kurang bahagia, karena kecemasan yang tinggi dan sebagainya itu salah satu yang kami simpulkan akan membawa kondisi psikis kurang baik," tambahnya.
Untuk itu, Muda mengajak untuk bersama-sama meningkatkan rasa keperdulian, kepekaan terhadap tetangga dan orang sekitarnya akan menjadi sebuah hal yang sangat penting.
“Makanya kita pun harus melakukan dengan langkah-langkah kegiatan dan pemerintah juga harus membuat peta kerjanya, supaya masyarakat juga sering ikut. Alhamdulillah saat ini kita juga merintis khusus tematik perempuan perlindungan anak dan disabilitas. se-Kalimantan, Kubu Raya yang pertama kali mengadakan kegiatan itu,” kata Muda.
Dia menambahkan, di tahun 2019, pemerintah Kubu Raya sudah membuat aturan, tidak lagi memikirkan soal biaya, dalam melakukan berbagai hal, mulai dari pendidikan gratis, berobat gratis, USG gratis dan lain sebagainya. Semuanya dengan menggunakan anggaran dari pemda.
“Saat ini yang mentraktir Pemda. Jadi kalau ada ibu hamil yang kira-kira operasi, kita sudah mengetahui. Saya tahu prilaku yang sifatnya mengambil resiko, yang membuat psikis terganggu; seperti sering marah, sering kesal, apalagi kurang peduli, itu yang akan membuat stanting. Kita membuat kebijakan seperti membuat USG portabel, karena bisa melakukan kontrol deteksi awalnya,” jelasnya.
Saat ini, Muda menambahkan, sudah banyak desa yang diinstruksikan membeli USG portable. Anjuran tersebut sudah dilaksanakan, karena untuk kepentingan masyarakat banyak.
“Kita membuat gerakan dan aturan, seperti makanan tambahan dan 1000 hari pertama kelahiran. Hasilnya tidak menghianati," tegasnya.