Batang – Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan (Dislutkannak) Kabupaten Batang segera melakukan pemeriksaan intensif pada tujuh ekor sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Menguneng Kecamatan Warungasem.
Sebelumnya, juga telah dilakukan pemeriksaan pada enam ekor sapi lain di Desa Rejosari Barat Kecamatan Tersono dan Desa Rowobelang Kecamatan Batang, sehingga seluruhnya ada 13 ekor sapi yang terindikasi PMK. Enam di antaranya telah dilakukan uji klinis oleh Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta dan akan diketahui hasil laboratoriumnya empat hari ke depan.
“Di sini ada tujuh ekor sapi yang terindikasi PMK dengan melihat ciri-cirinya. Kami sudah memeriksa dan nanti dari Balai Besar Veteriner akan segera melakukan uji laboratorium untuk memastikan sapi benar-benar terindikasi PMK,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkannak Batang, Syam Manohara usai memeriksa sapi di Desa Menguneng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Selasa (17/5).
Ia menerangkan, beberapa sudah menunjukkan hipersalivasi atau air liur sapi yang terus mengalir secara menyambung, muncul lesi atau sejenis sariawan di mulut. Hanya saja belum sampai ke permukaan kaki.
“Yang muncul lesinya empat ekor, sedangkan hipersalivasi ketujuh ekor sapi sudah menunjukkan tandanya,” jelasnya.
Kami akan menggelar rapat koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk memastikan langkah penanganan selanjutnya. Peternak pun harus menjaga kebersihan kandang dengan rutin menyemprotkan cairan disinfektan dan pemberian vitamin tiap hari.
Ia menambahkan, untuk sapi dewasa tingkat kematian karena PMK tidak begitu tinggi. Berbeda jika pada sapi berusia di bawah satu tahun, tingkat kematiannya bisa mencapai 50 persen.
“Populasi sapi di Kabupaten Batang mencapai 23 ribu ekor dan yang terindikasi baru 13 ekor,” tandasnya.