Labuan Bajo - PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2021 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2022 di Labuan Bajo, Kamis (17/3).
RUPS dipimpin langsung Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan dihadiri Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan para bupati dan wali kota di Lingko Meeting Room, Sudamala Resorts, Labuan Bajo, Kamis (17/3).
Dalam konferensi pers usai RUPS, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan bahwa pihaknya memberi apresiasi kepada seluruh pemegang saham karena sampai hari ini baru pertama dalam sejarah bagi Bank NTT, dalam waktu yang sangat singkat di tahun 2022, telah terhimpun dana (penyertaan modal) kurang lebih Rp110 miliar lebih dari 14 pemegang saham.
Pencapaian ini, menurut Alex, memberikan optimisme yang kuat dimana program Bank NTT dengan adanya percepatan penyetoran modal tentu akan memberikan ruang gerak yang lebih memadai untuk fungsi intermediasi bank.
Termasuk BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit), lanjut Alex, pihaknya mulai menggenjot upaya-upaya realisasi pinjaman daerah disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sehingga apa yang diharapkan para pemegang saham agar mempercepat proses peminjaman daerah di Bank NTT bisa segera terealisir.
“Rekomendasi ini tentu dilandasi juga oleh pengamatan para pemegang saham terhadap pencapaian kinerja Bank NTT. Kita berterima kasih kepada OJK NTT karena untuk periode semester II Tahun Buku 2021 kita kembali diberikan penilaian komposit tingkat kesehatan 2 atau sehat, atau dua semester kita sandang predikat sehat. Secara paralel kita terus mempersiapkan proses-proses untuk Bank NTT menjadi bank devisa. Tinggal menunggu satu semester lagi assesment tingkat kesehatan bank untuk menjadi hal yang esensial dalam proses persetujuan administrasi perijinan bank devisa,” beber Alex.
Di satu sisi, kata Alex, pihaknya terus melakukan persiapan di bidang SDM, IT, SOP dan infrastruktur lainnya termasuk feasibility study, pendampingan oleh konsultan sudah dilakukan dan sementara berjalan untuk memastikan dalam waktu 2023 proses menjadi bank devisa menjadi terwujud.
“Tentu kita butuh dukungan semua pihak agar apa yang menjadi harapan dan kebutuhan dalam proses intermediasi semua struktur ekonomi, semua kebutuhan di bidang devisa dapat kita sediakan dan dapat teratasi dengan baik. Tentu dengan asas komplain dan mampu memitigasi berbagai risiko yang berhadapan dengan aktivitas bank devisa. Kita juga bersyukur bahwa dengan peningkatan setoran modal ini dapat memberikan akselerasi bisnis dan proses bisnis yang memadai,” tambahnya lagi.
Pada kesempatan itu, tidak hanya penyertaan modal inti saja yang meningkat, Alex pun menyebut, hingga hari ke-76 di tahun 2022 (tanggal 17 Maret), laba Bank NTT tercatat mencapai Rp100 miliar.
Alex menyebut pencapaian ini merupakan pertumbuhan yang sangat luar biasa. Baginya, pertumbuhan ini ditopang oleh perbaikan-perbaikan yang terus dilakukan oleh manajemen dan mulai membaiknya komitmen, militansi, daya jual dan daya tahan dari segenap komponen Bank NTT secara internal.
Alex mengakui, kondisi ini terjadi juga karena mulai meningginya tingkat kepercayaan dari berbagai pihak eksternal baik masyarakat, pelaku ekonomi, mitra-mitra, yang terus berkontribusi nyata bagi terjalinnya sinergitas dan kolaborasi.