Jakarta - Pemerintah Kota Madiun mendorong kerja sama paguyuban pedagang konveksi Pasar Besar Madiun (PBM) dengan Himpunan Pedagang Pasar Tanah Abang (HIPTA) guna mewujudkan PBM sebagai pusat grosir konveksi terbesar di Jawa Timur bagian barat.
Kerja sama diwujudkan dengan penandatanganan kesepakatan oleh Ketua Paguyuban PBM Kota Madiun Imam Suparno dengan Ketua HIPTA Yasril Umar yang berlangsung di Hotel Ibis Style Tanah Abang Jakarta, Kamis (17/3).
"Kerja sama ini untuk memudahkan suplai barang dari Tanah Abang ke Kota Madiun yang difasilitasi Dinas Perdagangan," ujar Wali Kota Madiun Maidi dalam keterangannya yang diterima di Madiun.
Menurut Wali Kota Maidi yang hadir dalam penandatanganan tersebut, bahwa kerja sama PBM dengan Pasar Tanah Abang adalah bentuk keseriusan Pemkot Madiun untuk mewujudkan cita-cita menjadikan PBM sebagai pusat grosir konveksi. Serta, menjadi dasar yang kuat antara kedua belah pihak untuk menjalin kesepakatan berdagang.
Dalam nota kerja sama disebutkan bahwa pedagang PBM berhak mendapatkan distribusi barang dari Tanah Abang. Termasuk, sistem transaksi, baik secara konvensional maupun daring.
"Dengan kerja sama ini pedagang bisa mendapatkan informasi barang apa yang sedang diminati masyarakat dan yang mudah terjual," katanya.
Melalui kerja sama ini, pihaknya berharap barang dagangan, khususnya konveksi di PBM semakin diminati masyarakat. Serta, mengaktifkan kembali gairah perdagangan di lantai 2 PBM. Sehingga, cita-cita menjadikan PBM sebagai pusat grosir konveksi mudah terwujud.
Tak hanya tanda tangan kerja sama, Pemkot Madiun juga mengajak 30 pedagang konveksi PBM untuk studi tiru ke Tanah Abang, Jakarta. Di pasar pusat grosir tersebut, para pedagang PBM diajak berkeliling melihat langsung jenis-jenis barang yang dijual. Termasuk, mode fashion yang sedang digandrungi masyarakat saat ini.
Melalui kegiatan tersebut, Wali Kota Maidi berharap pola pikir pedagang berubah. Yakni, dari yang menjual eceran menjadi grosir. Sehingga, nantinya lantai 2 PBM bisa menjadi pusat grosir terbesar bagi wilayah Jawa Timur bagian Barat.
Lebih lanjut, ia mengatakan, selama ini lantai 2 PBM cenderung sepi. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, di antaranya model pakaian yang kurang mengikuti zaman, serta harga yang cukup tinggi.
"Dengan koneksi antara PBM dan Tanah Abang ini harapannya masalah-masalah itu bisa teratasi, sehingga gairah perdagangan di PBM lantai 2 itu bisa bangkit," katanya. (Ant)