Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta perajin batik, bordir dan aksesoris meningkatkan kapasitas dan Kreativitas, sehingga mampu menyesuaikan tren yang diminati saat ini.
"Menjadi perajin itu bukanlah sesuatu yang statik tetapi dinamis karena karus meningkatkan kapasitas, Kreativitas menyesuaikan dengan tren yang diminati saat ini sehingga bisa menghasilkan produk yang diminati bukan hanya di Indonesia tetapi juga mancanegara," ujar wagub pada Pembukaan Pameran Batik Bordir & Aksesoris Fair 2022 di Grand City Surabaya, Kamis (3/3).
Dikatakan Emil, kesejahteraan harus diperoleh para perajin, sehingga tidak ada lagi pemikiran kalau anak perajin harus sekolah tinggi, dapat ijazah sehingga bisa bekerja diperusahaan besar.
"Dulu melihat susahnya pemasaran produk membuat para perajin tidak ingin anaknya jadi seperti dirinya, mereka mau anaknya sekolah tinggi untuk bisa bekerja di perusahaan besar," katanya.
Dengan berkembangnya teknologi informasi, ujar Emil, saat ini pemasaran dan promosi hasil kerajinan tidak harus dilakukan secara konvensional, tetapi bisa melalui internet atau media sosial, sehingga perajin bisa dengan luas memasarkan karyanya.
"Dengan teknologi informasi perajin bisa melihat tren dunia fashion saat ini sehingga tidak ketinggalan," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, yang menjadi tantangan saat ini, bagaimana kerajinan bisa lebih mensejahterakan keluarga. "Salah satu solusinya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang punya hoby dan ingin produktif berkarya, sehingga bisa menambah perekonomian rumah tangga," ujarnya.
Sementara itu menanggapi usia 17 tahun Pameran Batik Bordir & Aksesoris Fair yang diselenggarakan Dekranasda Jatim, wagub menilai sangat bagus karena menjadi agenda tahunan.
"Jadi kalau17 tahun, ini sudah jadi agenda tetap, walaupun karena ada COVID-19, maka sejak tahun 2020 tidak lagi diselenggarakan di tempat yang besar, tetapi di pusat perbelanjaan dari biasa bisa 150 stan menjadi 84 stan," pungkasnya.