Poso - Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy yang menghasilkan tenaga listrik 515 MW dan PLTA Malea Energy dengan output 90 MW di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Tengah.
Sebelum acara peresmian dilangsungkan presiden berkesempatan meninjau headpone dan control room di area power plant PLTA Poso. Acara peresmian di lakukan di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Presiden menyampaikan bahwa pembangunan PLTA Poso sebagai upaya serta komitmen bersama untuk melakukan perubahan terkait penggunaan energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) atau yang dikenal dengan energi hijau.
Presiden menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi enegri hijau yang cukup besar baik bersumber tenaga hydro power, geotermal, tenaga surya, angin dan panas permukaan laut. Dirinya juga sangat menghargai dan mengapresiasi kepada perusahaan Kalla Group di beberapa tempat baik yang ada di pulau Sulawesi maupun yang ada di wilayah Sumatera karena telah membangun PLTA.
Harapan lain yang disampaikan oleh Kepala Negara, agar proyek pembangunan PLTA di daerah lain dapat terlaksana dengan baik,
"Karena pembangunan PLTA tersebut dapat mendukung target pemerintah dalam transformasi energi baru terbarukan untuk memenuhi permintaan perusahaan mendapatkan green energy," ujar Jokowi.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI selaku pendiri Kalla Group, Jusuf Kalla, dalam laporannya mengatakan bahwa yang melatartbelakangi pembangunan PLTA Poso karena Kabupaten Poso memiliki potensi untuk PLTA dengan pembangunan run of river atau memanfaatkan aliran air langsung dari sungai.
"Air Sungai Poso tidak begitu saja mengalir ke laut, namun bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi baru terbarukan," ujar JL.
Sebelum kembali ke Palu dan selanjutnya melaksanakan kunjungan kerja ke Manado, presiden meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi lansia dan masyarakat yang bertempat di gedung gedung serbaguna PT Poso Energy.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, dan Bupati Poso Verna Inkiriwang serta beberapa pejabat lainnya.