Rohul - Penerbangan perintis dengan rute Pasir Pengaraian-Batam di Bandara Tuanku Tambusai, Rokan Hulu, Provinsi Riau, saat ini masih menunggu regulasi dan perizinan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Pernyataan itu dikatakan Kepala Sub Seksi Teknik Operasi Keamanan dan Pelayanan Darurat Bandara Tuanku Tambusai Suwito, Kamis (24/2).
Lanjut Suwito, penerbangan perintis tahun 2022 bahwa sudah dalam progres dengan rencana penerbangan Pasir Pengaraian-Batam sepekan dua kali yaitu pada Selasa dan Jumat. Namun Progres tersebut belum terpenuhi menunggu regulasi perizinan.
“Kita masih menunggu regulasi perizinan, apabila regulasi perizinan sudah terpenuhi insya Allah penerbangan segera dijadwalkan sesuai dengan perizinan yang telah ditentukan sesuai regulasi," jelasnya.
"Jadi kami tinggal menunggu proses perizinan untuk penerbangan Pasir Pengaraian-Batam. Mudah-mudahan cepat terlaksana sesuai harapan permohonan pemda untuk dilakukan penerbangan seminggu 2 kali," ujarnya.
Diakui Suwito, pihaknya sudah mendapat respon baik dari Kemenhub, hanya saja untuk perizinan penerbangan hanya menunggu izin secara regulasi lengkap sehingga penerbangan itu dapat direalisasikan.
Terkait izin yang belum keluar sementara promosi gencar dilakukan, dikatakan Suwito, promosi itu agar masyarakat Rohul mengetahui bahwa penerbangan perintis di Bandara Tuanku Tambusai akan dilakukan setelah perizinannya keluar.
Dijelaskan Suwito, regulasi dan perizinan terkait dari Kemenhub ini terkait menyesuaikan jadwal penerbangan di Bandara SSK II PKU terkait banyaknya penerbangan supaya terkendali keselamatan dan keamanannya.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat perizinan telah disetujui sesuai jadwal menyesuaikan jam-jam akan dijadwalkan. Terkait harga tiket, secara pasti setelah ada perizinan baru nanti kita pastikan secara tepat kita sampaikan setelah ada perizinan dari pihak maskapai Susi Air yang akan menerbangkan Pasir Pengaraian-Batam," ujarnya.
Dikatakan Suwito, Bandara Tuanku Tambusai mendapat subsidi dari pemerintah. Maskapai yang terbang sementara untuk memulai penerbangan dipacu adaya penerbangan perintis
"Setelah ada penerbangan perintis kita lihat demand penumpang sebagai daya tarik tertentu sehingga penerbangan berjalan dan pertumbuhan demand penumpang semakin banyak, mungkin maskapai yang lain disini menjadi penerbangan komersial," tandasnya.