Kediri - Pemerintah Kota Kediri kembali menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 50 persen mulai 21 Februari 2022.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengutarakan aturan ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kediri Nomor 188.45/66/419.033/2022 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 Corona Virus Disease 2019.
Dalam regulasi tersebut mengatur tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui PTM terbatas dengan jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas setiap hari secara bergantian.
“Metode pembelajarannya menggunakan hybrid, yaitu perpaduan antara PTM dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” ucap Siswanto.
Guna mencegah adanya klaster baru COVID-19, sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Para peserta didik dan tenaga pengajar harus menggunakan masker, mencuci tangan, serta tetap menjaga jarak untuk menghindari kerumunan.
Setiap sekolah maupun lembaga pendidikan akan mengirimkan pernyataan persetujuan kepada orangtua/wali murid terkait kebijakan PTM. Apabila orang tua/wali murid menghendaki kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara jarak jauh, maka diharapkan dapat mengisi surat pernyataan yang disediakan sekolah.
“Kalau putra/putrinya ingin PJJ boleh, ingin PTM juga boleh dengan catatan 50 persen dari kapasitas kelas. Sekolah harus bisa memberikan pelayanan,” tegas Siswanto.
Menghadapi PTM yang mulai kembali berlaku pekan depan, seluruh sekolah di Kota Kediri telah siap mensukseskan kegiatan belajar-mengajar. Menurut Siswanto, seluruh sekolah telah memiliki pengalaman dalam menerapkan PTM ini.
“Dulu kan pernah PTM 50 persen, pernah juga PTM 100 persen. Jadi untuk kali ini seluruh sekolah sudah lebih siap,” ucapnya.
Menanggapi keputusan Walikota Kediri mengenai pemberlakuan PTM terbatas 50 persen, Dinas Pendidikan beserta jajaran sekolah merasa sangat antusias. Pihaknya berharap agar kasus COVID-19 dapat ditekan, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat segera berjalan dengan normal.
“Dengan adanya PJJ ada beberapa siswa SD yang dulu di TK belum pernah masuk sekolah dan mengalami ketertinggalan belajar, terutama tentang baca tulis. Sekolah harus membuat program edukatif yang enjoy agar anak bisa menyerap materi baik secara PTM maupun PJJ,” imbau Siswanto.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Kediri telah melakukan evaluasi terkait keberhasilan program PJJ yang diterapkan mulai 14 Februari lalu. Hasilnya, Siswanto menyatakan bahwa tidak semua orangtua/wali murid cakap berteknologi, sehingga siswa mengalami kendala dalam belajar.
“Oleh karena itu seluruh sekolah wajib memantapkan kembali materi yang telah disampaikan saat PJJ kemarin, sehingga siswa bisa teredukasi dengan baik,” ujar Siswanto.
Pihaknya berharap agar pandemi COVID-19 segera berlalu, sehingga PTM 100 persen dapat diterapkan kembali di seluruh sekolah.