Labuan Bajo - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melalui Direktorat Destinasi Pariwisata menyelenggarakan Webinar Desa Wisata di tahun 2022 melalui Zoom Meeting, Kamis (17/2). Webinar ini mengangkat tema "Mengimplementasikan Kreativitas dalam Pengemasan Paket Wisata Unggulan Desa".
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina mengajak semua peserta yang mengikuti webinar untuk mengambil poin-poin penting dari para narasumber sehingga mampu mengemas paket wisata di desanya dengan lebih kreatif karena tahun ini merupakan tahun menuju kebangkitan pariwisata pasca pandemi.
"Ini adalah Webinar pertama kita di tahun 2022 dan tema hari ini mengajak kita semua untuk bersama-sama mengemas produk wisata di desa dengan lebih kreatif lagi karena tahun 2022 bisa dibilang sebagai tahun menuju rebound pascapandemi," ajak Shana.
Ia berharap di tahun ini aktivitas wisata sudah bisa dibuka seperti sedia kala sehingga akan ada aktivitas wisata lagi dan desa wisata menjadi salah satu pilihan karena tren berwisata saat ini adalah tidak lagi berkelompok dana jumlah banyak tetapi dalam kelompok kecil.
Menurutnya, tahun ini Desa Wisata masih menjadi salah satu program unggulan BPOLBF (Kemenparekraf) karena desa wisata adalah salah satu pendorong peningkatan ekonomi masyarakat di desa dengan berbasis lingkungan.
"Desa wisata masih menjadi program unggulan BPOLBF (Kemenparekraf) terutama dengan adanya konsep Blue, Green, dan Circular Economy yang mana kita bisa memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di desa untuk perputaran ekonomi setempat tanpa harus merusak lingkungan bahkan pengelolaan sampah untuk pelestarian lingkungan dan mereduksi emisi karbon," ucap Shana.
Jadi nanti harapannya, lanjut Shana, semua paket wisata itu bisa dikemas sebaik mungkin, sehingga wisatawan bisa pulang membawa suvenir dan ilmu baru dari story telling teman-teman di desa wisata
Dalam webinar yang diikuti oleh 93 peserta ini, BPOLBF menghadirkan dua narasumber untuk berbagai tentang cara mengimplementasikan kreativitas dalam mengemas paket wisata.
I Dewa Gede Ari Pemayun menyampaikan bahwa paket unggulan desa wisata pada dasarnya adalah kekhasan budaya dan keanekaragaman yang memiliki keunikan, original, dan autentik.
"Kekhasan budaya dari hasil karya karsa dan asa serta keanekaragaman flora dan fauna merupakan modal dasar pengembangan kepariwisataan nasional dan daerah karena produk yang ditawarkan di desa itu unik, original, dan autentik," jelas narasumber yang saat ini menjabat sebagai Lektor Kepala Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali tersebut.
Dijelaskannya, dalam mengimplementasikan kreativitas paket wisata ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu perencanaan paket wisata produk, memilih produk unggulan, mengemas produk, memilih sasaran, konsumen, menentukan harga, memberikan informasi, menunjuk pengelola, memilih model pengelolaan, mengikutsertakan masyarakat, memikirkan dampak yang ditimbulkan, menitikberatkan keberlanjutan, evaluasi produk, dan melakukan penyempurnaan.
Sementara ituz Leonardus Nyoman selaku Founder dan Manager PT Exotic Tours menyampaikan hal senada bahwa analisis produk adalah pertimbangan utama dalam mengembangkan paket wisata.
"Kreativitas dalam pengembangan paket wisata yang menjadi pertimbangan utama adalah produk analisis, apa yang mau kita tawarkan karena produk adalah identitas dari destinasi atau desa wisata sehingga penting mempertimbangkan produk unggulan, keunikan dan autentiknya," ujar Leo.
Menurutnya, untuk sampai pada pengemasan paket wisata ada tiga pertanyaan kunci untuk menuntun analisis produk.
"Ada tiga pertanyaan yang muncul sebelum menyusun paket wisata, yaitu apa yg bisa dilakukan, apa yang bisa dilihat, dan apa yg bisa dibeli. Ketika teman-teman bisa menjawab pertanyaan tersebut maka tidak sulit untuk mengimplementasikan kreativitas saat mengemas paket wisata," pungkasnya.