Cirebon - Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih memberikan apresiasi terhadap tradisi adat pasang panjeran yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kalideres, Kecamatan Kaliwedi. Menurut Wabup Cirebon yang akrab disapa Ayu itu, acara tersebut merupakan hajat petani sebagai tradisi di sektor budaya dalam pertanian.
"Tradisi ini harus dipertahankan. Ini budaya yang sudah turun temurun dan sudah menjadi tradisi di Kabupaten Cirebon," kata Ayu di Cirebon Jumat (18/2).
Ayu juga menilai, tradisi ini juga dapat diartikan
sebagai simbol rasa syukur kedapa sang pencipta. Ini juga sebagi tanda, bahwa dan masyarakatnya patuh kepada Sang Maha Kuasa, dan pertanda selesainya musim tanam.
"Bisa dikatakan juga ini sebagai tolak bala. Kan sudah menjadi tradisi budaya masyarakat. Maknanya adalah, pelaksanaan tradisi ini kaya dengan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal," ungkap wabup.
Menurutnya, tradisi adat pasang panjeran mempunyai nilai-nilai kearifan lokal yang menarik untuk dipelajari. Nilai yang bisa diambil adalah,
persatuan antara rakyat dengan pemimpinnya serta nilai gotong royong. Maknanya yaitu, rata sama rasa dan religius. Ini terungkap dalam
simbol dari upacara-upacara yang disajikan.
"Terlihat melalui bentuk doa-doa dan ritual-ritual lainnya. Jadi pemahaman terhadap nilai- nilai tersebut kemudian dapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan masyarakat dalam bertani
ke taraf yang lebih baik," terangnya.
Ayu menambahkan, makna yang bisa diambil yaitu dari sisi pendidikan, ekonomi maupun solidaritas sosial budaya. Dirinya meminta tradisi adat pasang panjeran terus dipertahankan karena merupakan kegiatan ritual tradisi budaya yang masih dan
tetap dipertahankan setiap tahunnya.
"Pemkab Cirebon bahkan menetapkan tujuan lain dari pelestarian tradisi sebagai wilayah yang kental dengan budaya islam di tanah jawa barat. Saya berharap, kegiatan adat ini dapat memberikan
refleksi kepada seluruh masyarakat, tentang pentingnya rasa syukur kepada sang pencipta," pungkasnya.