Muara Enim - Asisten II Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim Riswandar membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Daerah Rawan Pangan dan Ekspose Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan/Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Tahun 2021, di Ruang Rapat Pangripta Nusantara Bappeda, Selasa (21/12) sore.
Riswandar menyampaikan, saat ini angka kemiskinan di Muara Enim masih di angka dua digit pada tahun 2020 sebesar 12,32 persen atau 79.270 jiwa, sedangkan kemiskinan ekstrem mencapai 4,44 persen atau 28.540 jiwa.
"Sehingga harapan satu digit angka kemiskinan di Muara Enim bisa dicapai, dengan Rakor Penanganan Daerah Rawan Pangan salah satu upaya yang dapat kita lakukan," ujar Riswandar.
Maka dari itu, lanjutnya, penanganan rawan pangan dibutuhkan tanggung jawab bersama, apalagi masalah rawan pangan bisa berdampak pada terganggunya stabilitas politik.
"Terlebih, ketahanan pangan dan kerentanan pangan sehingga menjadikan suatu daerah rentan pangan banyak aspek yang menjadi penyebabnya. Seperti, akses jalan dan fasilitas kesehatan yang buruk bisa menjadi penyebab daerah rentan pangan, walaupun di daerah tersebut terdapat gudang pangan atau daerah produksi sumber pangan," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk mencapai tujuan ketahanan pangan di Kabupaten Muara Enim dibutuhkan keterlibatan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Untuk itu diharapkan tercipta rasa tanggung jawab bersama, baik dalam penyusunan peta ketahanan pangam yang menjadi landasan membuat kebijakan, pelaksanaan, pemantauan hingga evaluasi dalam menetapkan prioritas program," tutup Riswandar.