Indramayu - Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar mengajak Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) desa dan kelurahan untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan-persoalan di tengah masyarakat.
"PKK ini sudahlah 'enggak' ikut-ikutan soal Pilkada. Jadi saya ini sudah menjadi bupati, jadi tidak usah ada kepikiran dahulu tisaj nyoblos. Tapi ini pemimpinnya sudah berganti, makanya mari bersama-sama membangun Indramayu," katanya saat membuka Pembinaan Ketua PKK Desa dan Kelurahan, di Pendopo Indramayu, Senin (20/12).
Bupati Nina menegaskan, sudah waktunya perangkat di bawah bersatu dengan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan mensukseskan program Indramayu Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat).
"Jadi sekarang siapapun pemimpinnya sudah menjadi keharusan kita bersama-sama membawa kebenaran dan kebaikan untuk Indramayu. Saya tanpa ibu-ibu tidak akan berarti juga karena sekali lagi diharapkan menjadi garda terdepan," tegasnya.
Orang nomor satu di Indramayu itu mengingatkan, Pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini tengah mengejar target vaksinasi pada akhir Desember, sehingga perlu adanya ajakan dari unsur PKK kepada masyarakat yang belum mengikuti vaksinasi.
"Saya ingatkan pertama vaksin tolong dibantu, Alhamdulillah kita sudah 69,13 persen. Hal ini untuk mencapai Herd Immunity untuk masyarakat Indramayu. Karena sekarang sudah ada varian baru namanya Omicron jangan sampai kita lalai pada protokol kesehatan (prokes), jangan sampai kita seperti dulu yang semuanya," pesannya.
Di samping itu, lanjutnya, anak-anak di Kabupaten Indramayu wajib memiliki Kartu Identitas Anak (KIA) artinya peran PKK di Desa dan Kelurahan perlu hadir untuk mendata dan membantu dengan pemerintah desa dan kecamatan agar semua anak-anak di Indramayu memiliki KIA.
Terakhir, Ketua PKK Desa dan Kelurahan harus peduli kemanusiaan dan membantu masyarakat di lingkungan sekitar yang putus sekolah bahkan ditelantarkan oleh kedua orang tuanya.
Bupati Nina Agustina berkisah, dirinya bersama Gubernur Jawa Barat belum lama ini telah mengunjungi 3 anak di daerah Arahan yang ditinggal kedua orang tuanya dan hanya hidup bersama bibi sampai terputus sekolahnya.
"Tiga anak ini tinggal bersama bibinya yang seharusnya sudah SMP, SD dan belum sekolah. Tapi memang semuanya tidak sekolah karena bibinya engga punya pekerjaan dan suaminya meninggal," ujarnya.
Ia berpesan, peristiwa seperti ini ke depan perlu adanya kepedulian dari masyarakat sekitar bahkan melaporkan kepada kuwu, camat hingga pemerintah daerah, agar mereka secepatnya memperoleh perhatian dari pemerintah daerah.
"Kita sebagai tetangga mau bagaimana. Masa kita menutup mata, telinga dan hati kita. Kalau kita tidak mampu segera laporkan kepada kuwu, kuwu tidak mampu laporkan kepada camat, camat tidak mampu ada pemkab. Saya ingin Indramayu keluar dari kemiskinan. Untuk itu PKK mari bantu saya peduli kemanusiaan, simpati dan empati kita sebagai manusia agar kita bermanfaat," ajaknya.