Madiun – Vaksinasi massal anak usia 6-11 tahun resmi dimulai. Wali Kota Madiun meninjau pelaksanaan vaksinasi di SDN Banjarejo, Senin (20/12). Pelaksanaan berjalan lancar, kendati ada beberapa pelajar yang takut dan menangis.
‘’Cukup bagus ya. Anak-anak antusias dibantu orangtua. Memang ada yang rewel, nangis. Makanya, saya minta didampingi orangtua,’’ kata Maidi.
Hal itu, lanjutnya, malah menjadikan orangtua semakin dekat dengan anaknya, sebab mereka membantu petugas dalam pelaksanaan vaksinasi. Paling tidak membantu menyiapkan anaknya. Mulai ikut merayu buah hati hingga menenangkan jika anak menangis.
‘’Anak-anak ini kan kadang baru ditensi saja sudah takut. Jadi harus ada pola tersendiri ya. Harus ada orangtua. Jangan sampai anak ini lari karena takut,’’ jelasnya.
Sejumlah strategi dikerahkan. Mulai hadiah mainan, balon, hingga dihadirkan badut. Harapannya untuk mengurangi ketegangan. Anak-anak langsung dipersilahkan pulang usai melewati masa observasi. Orangtua diminta menghubungi nomor telepon yang tertera pada kartu vaksin jika muncul keluhan.
‘’Sasaran kita sekitar 15 ribu. Ini kita kejar terus. Pokoknya, harus tuntas,’’ tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun dr Denik Wuryani menyebut Pemkot Madiun memiliki stok vaksin hingga 20 ribu. Pun, itu di luar jatah vaksin untuk anak-anak. Artinya, vaksin terus akan dikirim. Vaksin yang digunakan jenis Sinovac dengan dosis 5 mm seperti orang dewasa.
Denik mengatakan, KIPI yang muncul juga sama dengan orang dewasa.
‘’Untuk anak-anak hanya direkomendasikan pakai Sinovac. Untuk dosisnya sama, 5 mm. Sampai saat ini belum ada laporan KIPI yang di luar pada umumnya. Maksudnya, rata-rata sama seperti orang dewasa,’’ terangnya.