Pangkep – Pemerintah Kabupaten Pangkep bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) melaksanakan sosialisasi penanganan dan pencegahan stunting dan gizi buruk. Sosialisasi berlangsung di ruang rapat lantai 3 kantor bupati Pangkep, Rabu (15/12).
Wakil Ketua Pokja 4 TP PKK Pangkep Endang Hartiningsi mengatakan, peserta sosialisasi terdiri dari kader dari 10 Posyandu, bidan Puskesmas, petugas gizi Puskesmas, dokter ahli anak, IBI dan ketua TP PKK desa /lurah yang menjadi lokus penanganan stunting. Tujuan sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada kader, sekaligus untuk meningkatkan keterampilan kader untuk menentukan stunting dan cara pencegahaannya.
“Kita harapkan, dengan sosialisasi ini adanya peningkatan wawasan dan keterampilan kader. Kita juga harapkan kerjasama semua leading sector untuk menurunkan angka stunting dan memenuhi target zero stunting tahun 2026,” jelasnya.
Sementara itu, pembicara dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulawesi Selatan Ema Alasiry menjelaskan, PKK kerjasama dengan IDAI memang menggalakkan pelatihan bagi para kader. Pelatihan diberikan untuk memberikan pemahaman tentang stunting.
Ia menerangkan, stunting bukan hanya pendek tubuh anak. Akan tetapi, itu menjadi pintu masuk.
“Stunting bukan hanya pendek, tapi didasari mallnutrisi kronik. Berat badan perumurnya terganggu. Jadi, anak stunting itu berat badan perumurnya dibawah minus dua standar deviasi dan dan panjang badan perumurnya dibawah minus dua standar deviasi,” jelasnya.
Ia mengatakan, pencegahan stunting dan gizi buruk memerlukan proses yang panjang, mulai dari usia remaja khususnya remaja wanita, masa usia subur, saat hamil semua harus sehat jasmani dan rohani, terpenuhi gizi, protein dan kalori.
“Begitupun setelah bayi lahir, harus dikawal 1.000 hari kehidupan,” imbuhnya.