Labuan Bajo - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT meninjau serta menguji sistem sirine peringatan gelombang tsunami di wilayah Puncak Waringin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin (13/12).
“Sirine tsunami di Puncak Waringin baru saja diuji dan setiap bulan semua sirine tsunami selalu diujikan keandalannya untuk memastikan fungsinya masih layak,” kata Dwikorita Karnawati.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan, sirine tsunami di Puncak Waringin berada di ketinggian 30 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan keandalan bunyi mencapai jarak hingga radius 2 km untuk bisa mendengarkannya.
"Kawasan pesisir di NTT, memiliki potensi gelombang tinggi hingga tsunami, sehingga setiap pergerakan arus laut harus terpantau. Sirine tsunami ini diserahkan kepada BPBD Manggarai Barat untuk pengelolaan, operasional dan perawatan. Nantinya, setiap tanggal 26 akan dilakukan uji coba fungsi sirine tsunami," ungkap Dwikorita
Dengan adanya sirine tersebut diharapkan dapat memberikan keamanan serta mencegah timbulnya korban jika ada bencana gelombang tinggi hingga tsunami. Dwikorita juga menegaskan bahwa BMKG akan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait seperti BNPB, BPBD dan Kementerian PUPR untuk menyediakan informasi terkini dari pencegahan-pencegahan bencana.
Selain menguji sirine tsunami di Puncak Waringin, kepala BMKG dan rombongan juga meninjau fungsi serta kelayakan dari alat pendeteksi gempa, alat pengukur kecepatan arus laut dan juga alat pengukur tinggi gelombang laut yang ada di wilayah Labuan Bajo Manggarai Barat guna memastikan seluruh alat pendeteksi bencana berfungsi dengan baik.
"Labuan Bajo menjadi salah satu tempat wisata andalan di Indonesia yang didapuk sebagai daerah wisata premium, sehingga kenyamanan serta keamanan bagi wisatawan di lokasi adalah prioritas utama bagi pemerintah. Oleh karena itu, BMKG beserta dengan lembaga serta pemerintah daerah, selalu berkoordinasi untuk memberikan keakuratan informasi mengenai mitigasi bencana, termasuk di lokasi-lokasi wisata di seluruh penjuru Nusantara yang dekat dengan pesisir laut," pungkasnya.