Pringsewu - Pemerintah Kabupaten Pringsewu menargetkan penurunan angka stunting hingga 3,5 persen. Hal ini sesuai dengan Rencana Aksi Daerah Kabupaten Pringsewu pada 2024.
Hal itu disampaikan Bupati Pringsewu Sujadi saat membuka Focus Group Discussion (FGD) serta koordinasi institusi pendidikan dan organisasi profesi dalam rangka penurunan stunting, baru-baru ini.
Dikatakan Sujadi, salah satu intervensi terintegrasi yang dilakukan Pemkab Pringsewu adalah aksi ke-7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting.
"Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan tingkat kabupaten, kecamatan, dan pekon," katanya.
Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting, dimana berdasarkan kegiatan pengukuran yang telah dilakukan didapati data bahwa pada 2020 lalu angka prevalensi stunting di Kabupaten Pringsewu berjumlah 2.145 balita (7,57 persen) dan 2021 menurun menjadi 1.843 balita (6,45 persen).
Upaya penurunan stunting ini terdiri dari intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang harus dilakukan oleh semua pihak.
"Salah satu upaya untuk meningkatkan keakuratan data dalam pengukuran stunting diperlukan alat antropometri yang sesuai standar. Pringsewu sudah mengadakan alat antropometri dengan memanfaatkan dana desa mulai 2019 hingga sekarang dan dengan anggaran DAK 2021," ujarnya.
"Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada pekon yang sudah turut berperan aktif dalam pengadaan alat antropometri sesuai standar di posyandu masing masing, karena 2022 mendatang Pringsewu menargetkan satu posyandu satu alat antropometri," sambungnya.
Bupati Pringsewu didampingi Kadis Kesehatan Ulinoha dan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Uki Basuki juga mengajak seluruh pihak bersinergi demi mewujudkan Generasi Indonesia Emas sebagai cikal bakal generasi penerus estafet pembangunan di Kabupaten Pringsewu khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Sementara itu, Ketua panitia kegiatan Rahmadi mengatakan FGD digelar secara offline dan online, diikuti seluruh OPD dan instansi terkait beserta stakeholders.
"Secara offline diikuti 46 peserta, sedangkan online ditarget seribu peserta," kata Rahmadi yang juga Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu.
Pada kesempatan tersebut juga ditandatangani komitmen bersama organisasi profesi dan institusi pendidikan di Kabupaten Pringsewu, serta penyerahan secara simbolis alat antropometri oleh bupati kepada para kapekon dan lurah di Kabupaten Pringsewu.