Manggarai - Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, mengikuti pertemuan dengan Direktur Pengolahan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar secara virtual bersama pegiat Yayasan Puspita Bangun Bangsa, Gaudensius Suhardi.
Bupati Hery Nabit yang mengikut pertemuan tersebut dari Aula Nuca Lale, Kantor Bupati Manggarai, didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Kabupaten Manggarai, Kanis Nasak, bersama sejumlah staf DLHD.
Pertemuan tersebut dilakukan menyusul pengajuan proposal Yayasan Puspita Bangun Bangsa kepada KLHK terkait penyediaan komposter (alat pengolahan sampah organik menjadi kompos di tingkat rumah tangga) untuk Kota Ruteng, menjadi satu titik penting dalam rencana pengelolaan sampah di Kabupaten Manggarai.
Novrizal Tahar pada kesempatan tersebut mengapresiasi kepedulian Yayasan Puspita Bangun Bangsa untuk memperbaiki citra kota Ruteng sebagai salah satu kota terkotor versi KLHK beberapa waktu lalu.
Meski demikian, menurutnya, komposter adalah bagian kecil dari manajemen pengelolaan sampah secara keseluruhan.
"Komposter itu konsepnya di hulu dan sangat baik tetapi sungguh membutuhkan komitmen dan ketelatenan (keluarga penerima manfaat). Karena itu, kita bikin pilot plan dulu, sekitar 50 sampai 100 komposter di tahap awal. Kalau terbukti efektif pemanfaatannya, akan kita tambah," papar Novrizal.
Ditambahkannya, langkah awal yang juga harus diambil adalah membangun kebijakan membatasi sampah. Karena itu, dirinya berharap agar Pemerintah Kabupaten Manggarai mulai memikirkan aturan yang berujung pada berkurangnya penggunaan plastik sekali pakai, sterofoam, dan lain-lain.
"Kami akan bantu beberapa sarpras untuk mendukung pengelolaan sampah, tetapi Bapak Bupati juga sebaiknya mulai membuat kebijakan untuk pembatasan jumlah (produksi) sampah, bisa dimulai dari lingkup pegawai pemerintahan," lanjut Novrizal.
Bupati Manggarai pada kesempatan tersebut memaparkan kondisi pengelolaan sampah di kota Ruteng saat ini, mulai dari rencana pengadaan lahan baru TPA, hingga perbandingan jumlah produksi sampah dan daya angkut ke TPA yang tidak berimbang.
"Kami berterima kasih atas terselenggaranya pertemuan (virtual) ini, baik kepada Yayasan Puspita Bangun Bangsa dan juga kepada KLHK. Terima kasih juga untuk bantuan sarpras yang akan diberikan kepada kami serta saran terkait pembuatan kebijakan pembatasan (produksi) sampah," ungkap Bupati Hery Nabit.
Terkait pilot plan komposter dari KLHK yang akan disalurkan melalui Yayasan Puspita Bangun Bangsa, Bupati Manggarai menjelaskan bahwa untuk tahap awal akan disalurkan kepada rumah-rumah komunitas biara, sekolah berasrama, dan tempat-tempat yang produksi sampah hariannya cukup tinggi.
Selanjutnya, melalui DLHD, berbagai usul dan saran yang diperoleh dari pertemuan tersebut akan segera digodok menjadi kebijakan.
"Kita mulai dengan merancang kampanye (sadar) pengelolaan sampah sehingga seluruh komponen terlibat. Aturannya (pembatasan sampah) juga secepatnya dibuat," ungkap bupati.