Labuan Bajo - Komitmen Bupati Nagekeo dalam mendorong percepatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif didaerahnya diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores yang berlangsung di Kantor Bupati Nagekeo, Rabu, 5 Mei 2021, sebagaimana disebutkan dalam press realese BPOLBF, Jumat (6/5).
Penandatangan kerja sama ini merupakan tindaklanjut dari Forum Floratama yang menghadirkan segenap unsur pentahelix (Akademisi, Bisinis, Pemerintah, Komunitas, Media) dalam pelaksanaannya untuk berkoordinasi dan berkolaborasi yang selanjutnya merumuskan sejumlah bentuk kerjasama dan membuat kelompok kerja.
Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do dalam sambutannya mengungkapkan, kehadiran BPOLBF dalam upaya mengembangkan pariwisata Nagekeo yang terintegrasi dengan destinasi pariwisata Labuan Bajo dan wilayah Flores lainnya menjadi momentum tepat untuk menemukan kesepahaman dan bekerja bersama mewujudkan hal-hal yang sudah disepakati dalam MoU.
"Kita adalah orang-orang yang paling bertanggung jawab atas semua agenda yang sudah kita rencanakan bersama selama 3 hari ini dan MoU ini akan menjadi dasar komitmen bersama antara Pemkab Nagekeo dan BPOLBF untuk setelah ini kita wujudkan bersama dalam kerja nyata," ungkapnya.
Pada tempat yang sama, Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menjelaskan, kegiatan Forum Floratama sekaligus mengukuhkan program kerjasama untuk mempersiapkan pengembangan pariwisata Nagekeo sesuai dengan potensi unggul yang ada dan tidak hanya berakhir diforum tetapi diwujudkan dalam program-program nyata.
Salah satu program nyata lanjut Shana yang bisa didorong di Nagekeo antara lain memperkuat desa-desa wisata, bagaimana menciptakan 'hype' di destinasi wisata di desa sehingga bisa memperkuat length of stay wisatawan di Nagekeo.
"Kita bisa juga mengembangkan MICE (Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions) khusus di desa wisata dan secara intensif melakukan promosi dan publikasi tentang berbagai keunggulan destinasi wisata yang ada di Nagekeo," jelas Shana.
Diketahui dalam percepatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif ini, Pemkab Nagekeo bersama BPOLBF berfokus pada tiga hal utama yaitu Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi (3A). Fokus pengembangan aksesibilitas meliputi Bandara Surabaya II Mbay, dan Pelabuhan Marapokot yang disiapkan sebagai akses laut untuk pintu ekspor domba, cengkeh, dan komoditi lainnya.
Pada sektor amenitas, fokus pengembangan meliputi penguatan jaringan di Pajorera, Sanitasi dan Higienitas sebagai upaya membina lingkungan menjadi lebih sehat, serta air bersih (saat ini sudah ada pembangunan waduk di Amagelu).
Atraksi wisata Kabupaten Nagekeo secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu Ring of Amegelu dan Ring of Ebulobo.
Sementara, Direktur Industri Dan Kelembagaan BPOLBF, Neysa Amelia menjelaskan bahwa fokus Pariwisata Nagekeo meliputi empat hal yaitu Nomadic Tourism, Kampung Adat (Kawa, Tutubadha, Nunungongo), Tinju Adat (Tinju Etu) yang berlangsung sepanjang tahun, serta treking ke Gunung Ebulobo.