Labuan Bajo - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menghadiri peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan kawasan Mawatu Labuan Bajo, Jumat (30/4) di Batu Cermin Labuan Bajo.
Groundbreaking Mawatu juga dihadiri oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan Wakil Bupati dr. Yulianus Weng, Dirut BPOLBF Shana Fatina, mantan bupati Banyuwangi Azwar Anas serta Para pejabat manajemen Mawatu.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Suharso Manoarfa dalam arahannya menyampaikan tiga hal penting yaitu menegaskan bahwa keinginan gubernur NTT agar pemerintah pusat membangun pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) dengan daya yang cukup besar.
Ia meyakini akan komitmen pihak pemerintah NTT dan NTB untuk membuat langitnya bersih, udaranya tetap bersih karena negara ini menjadi bagian dari warga dunia yang ikut menjaga atmosfer bumi dari efek rumah kaca.
"Pada tahun 2025 kita komitmen untuk net Zero emission, maka alangkah indahnya kalau bisa menjadikan listrik dikawasan ini nanti dengan menggunakan tenaga Surya atau yang ramah lingkungan, itu penting," tegas Menteri Manoarfa.
Kemudian Ia mengingatkan pihak Mawatu agar mangrovenya jangan dirusak, harus dipelihara dengan baik karena pohon tersebut mempunyai kemampuan menyedot karbon sehingga mengurangi emisi.
“jadi saya titip mangrovenya, jangan dirusak. Kalau mau dikembangkan wah hebat sekali. Biasanya kalau ada kehidupan dia suka kalah. Ini penting karena kekayaan alam di sini nilainya besar,” kata Suharso.
Menteri Bappenas juga berharap agar pihak manajemen Mawatu untuk memperhatikan keberadaan masyarakat setempat untuk dilibatkan dalam pembangunan kawasan tersebut.
“Saya titip saudara-saudara saya di wilayah ini untuk mereka diperhatikan di pembangunan ini. Jadi kalau diperlukan mengapa tidak. Kalau ada generasi mudah di sini bisa disekolahkan di sekolah perhotelan, life skill dan seterusnya, alangkah baiknya,” kata Suharso.
Menteri Bappenas percaya warga di Labuan Bajo pelan-pelan akan menjadi tourist friendly, itu menjadi penting kalau basisnya masyarakat setempat.
"Selamat kepada manajemen Mawatu, semoga semuanya bisa berjalan dengan baik, apa yang dicita-citakan bisa membwrikan kemaslahatan untuk masyarakat NTT dan juga akhirnya untuk Indonesia," imbuhnya.
Sementara itu Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang salah satu agenda kunker di labuan Bajo yaitu menghadiri Groundbreaking Mawatu menyampaikan dukungan terhadap pembangunan Mawatu di labuan Bajo Manggarai Barat
“Terimakasih kepada Group Mawatu yang berpartisipasi dalam pembangunan pariwisata di NTT. Saya berdoa untuk seluruh program di tempat ini bisa berjalan dengan baik,” kata Viktor.
Hal senada disampaikan Bupati Mabar Edistasius Endi. Ia meyakini bahwa tahun 2022 setelah manajemen Mawatu menyelesaikan desain pembangunan nanti dan sudah mulai beroperasi maka pertumbuhan sektor primer daerah ini akan meningkat secara signifikan
"Dengan pertumbuhan sektor primer tersebut maka akan terjadi kemajuan yang merata sehingga stabilitas akan terjamin di daerah destinasi super premium ini," ucap Bupati Mabar
Bupati mengapresiasi dan menyambut baik dengan penuh suka cita atas niat baik dan kemauan baik pemerintah maupun pihak investor.
"Kami menyambut dengan suka cita atas niat dan kemauan dari manajemen Mawatu berinvestasi di sini. Kami menyadari tidak bisa jalan sendiri, butuh jalan berbarengan dengan investor," ungkapnya
Daerah ini, lanjut Bupati Mabar welcome kepada siapa saja boleh berinvestasi di tempat ini. Ia mengingatkan agar semua pihak mengikuti aturan yang ada.
"Mari kita membangun bersama masyarakat ditempat ini," pungkas Bupati bumi Komodo tersebut.
Sementara itu Direktur Mawatu Johan Yudha Santoso, dalam paparan mengatakan proyek pembangunan mix-use tourism development seluas 12 hektar itu dengan konsep kawasan wisata terpadu di pinggir pantai utara Labuan Bajo.
“Kawasan wisata terpadu Mawatu, sebuah konsep pusat kota yang didesain dengan tema pedesaan. Seperti rumah di pedesaan dibangun secara terpadu. Pusat kota menjadi pusat pariwisata, mulai dari berbelanja, restoran, makanan kuliner, aktifitas perbankan, akomodasi serta hunian di lokasi ini. Dari pagi sampai malam bisa aktifitas, ada interaksi budaya,” kata Johan.
Di lokasi itu kata dia, akan dibangun alun-alun di tepi pantai berkapasitas 2.000 orang. Kemudian dibangun juga pusat komersial terpadu. Outlet-outlet atau toko-toko dengan konsep pedesaan.
“Di pinggir jalan dibangun perbankan, kantor pos dan beberapa restoran. Di bagian bawah bisa dibangun pusat belanja dan pusat hiburan lain, sedangkan di tempat acara groundbreaking ini akan dibangun hotel bintang lima. Di sampingnya juga akan dibangun hotel bintang empat dengan mengedepankan konsep life style.
“Di bawah itu juga ada genangan, air yang masuk, rembesan. Akan dibuat kolam. Di tengahnya di bangun rumah panggung panjang, menjadi butik. Di belakangnya ada mangrove untuk konservasi. Lalu ada vila di atas air. Di sana ada tempat rekreasi sehari-hari,” kata Johan.
Johan menegaskan lokasi Ini akan menjadi tempat terpadu untuk pengembangan industri penunjang pariwisata.