Ciamis - Bupati Ciamis Herdiat Sunarya bersama kepala daerah se-Indonesia mengikuti arahan Presiden Joko Widodo secara virtual terkait kesiapan menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dan larangan mudik, Selasa (27/4).
Dalam Rakornas ini, Presiden Jokowi menitikberatkan pada dua poin penting yang sangat berpengaruh pada stabilitas negara yaitu penanganan pandemi COVID-19 dan ekonomi Nasional.
"Saya selalu tekankan pandemi COVID-19 ini kita harus melihat India yang mana lonjakan kasusnya sangat eksponensial, 300 kasus per hari," ungkap Presiden Jokowi.
Presiden meminta kepada para kepala daerah untuk terus tanpa henti mengikuti perkembangan angka kasusnya di daerah masing-masing yang dipimpinnya.
"Bapak-ibu ikuti perkembangan angka positif nya di daerah yang bapak ibu pimpin, kita akan terus tekan, hati- hati dengan mudik lebaran," tegas presiden.
Presiden melanjutkan, survei yang dilakukan, mudik sebelum ada larangan mudik, sebanyak 89 juta orang setelah ada larangan mudik jadi 12,9 juta orang, dan masih ada 12,9 juta orang yang masih berpeluang akan mudik.
Presiden mengatakan, langkah utama dalam mencegah mudik adalah bukan hanya dengan menyekat jalan namun dengan mendisiplinkan masyarakat dalam menegakan protokol kesehatan.
"Yang penting bukan disini di sana disekat tapi disiplin protokol kesehatan masyarakat," tegasnya.
Dihadapan para kepala daerah, Presiden Jokowi mengatakan bahwa vaksinasi akan terus dilakukan di daerah dan jangan sampai berhenti. Menurutnya, tugas pemerintah pusat menyiapkan vaksin namun bila sudah ada jangan sampai distok.
"Saat ini sudah ada 19 juta orang yang menerima vaksin COVID-19 dan target Juli sebanyak 70 juta orang akan menerima vaksin COVID-19," terangnya.
Poin kedua yaitu ekonomi, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pada bulan Maret dan April, ekonomi sudah hampir pada posisi normal.
"Target kita 4,5 sampai 5,5%, bulan April dan Mei sangat menentukan karena apabila tanpa mengguncang ekonomi maka target kita 7% akan tercapai," jelas Jokowi.
Presiden mengajak kepada Pemda untuk segerakan belanja modal, hal ini tidak terlepas dari angka belanja modal per Maret yang baru mencapai 5,3%, padahal perputaran uang di daerah itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi.
"Maret 182 Triliun Dana Daerah masih ada di bank dan naik jadi 11,2% hati-hati ini perputaran uang yang besar apabila dibelanjakan modal," urainya.
"Kalau ada belanja berarti ada permintaan kalo ada permintaan ada pertumbuhan ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari angka impor barang modal 33,7 %," terangnya.
Yang terakhir masalah investasi. Menurut Presiden pelayanan percepatan, terutama hal yang berhubungan dengan perizinan.
"Saya sering mendengar investasi sering terhambat karena perijinan. Percepat perijinan," tegasnya.
"Kunci pertumbuhan ekonomi kita adalah investasi kalo ada investasi artinya akan menaikan income dan artinya akan membuka lapangan kerja yang seluas luasnya," pungkas Jokowi."