Madiun – Keberadaan Rumah Tahanan Militer (RTM) sebagai tempat isolasi bagi pemudik di Kota Madiun menarik perhatian Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.
Menko kelahiran Madiun itu menyempatkan berkunjung ke lokasi, Minggu (25/4). Kunjungan dilakukan di sela pemberian dukungan kepada keluarga Serda Diyut Subandriyo, ABK KRI Nanggala-402 di daerah Jalan Salak C3 Kota Madiun.
Kendati persiapan RTM menjadi tempat karantina belum selesai, Menko Muhadjir memberikan apresiasi atas terobosan Wali Kota Madiun tersebut.
‘’Karena ini sudah viral, saya ingin memastikan kondisinya. Harus saya apresiasi sekali apa yang sudah dilakukan Kota Madiun untuk menyiapkan beberapa alternatif tempat karantina,’’ kata Menko PMK.
Pemerintah Kota Madiun memang menyiapkan beberapa tempat sebagai isolasi. Mulai Asrama Haji, Shelter UPTD Dinas Sosial PP dan PA, hingga RTM yang menjadi alternatif terakhir. Ketiganya terus disiapkan saat ini. Termasuk RTM di Jalan Ahmad Yani tersebut. Selain pembersihan, sejumlah ruang yang akan digunakan sebagai ruang isolasi juga sudah ditambahkan lampu. Jika kapasitas belum mencukupi, terdapat tenda BPDB yang juga sudah terpasang di halaman dalam RTM.
‘’Untuk yang RTM memang masih belum layak. Tapi ada yang lebih layak di Asrama Haji. Yang di sini mungkin bisa menjadi alternatif terakhir. Pada prinsipnya saya setuju dengan pak wali kota, kalau membandel, ya diisolasi saja di sini (RTM),’’ tegasnya.
Pemugaran RTM belum usai. Wali Kota Madiun berencana menjadikan RTM tersebut sebagai tempat wisata sejarah. Hal tersebut juga mendapat jempol Menko PMK. Menurutnya, destinasi wisata sejarah cukup memungkinkan. Sebab, bangunan sudah ada sejak tahun 1800 silam. Pun, informasinya terdapat lorong bawah tanah hingga di Balai Kota.
‘’Ini masih akan direstorasi untuk kemudian dijadikan tempat wisata. Sebelum itu dijadikan tempat karantina,’’ jelasnya.
Wali Kota Madiun Maidi menyebut persiapan terus dilakukan. Selain lampu yang sudah terpasang, pemkot juga akan menambah karpet dan titik air serta tempat ibadah. Titik air yang ada dinilai masih kurang. Setelah masa pandemi selesai, restorasi bangunan dilakukan untuk dijadikan tempat wisata.
‘’Artinya apa yang kita kerjakan saat ini tidak berhenti begitu saja. Tetapi berlanjut agar terus termanfaatkan,’’ ungkapnya.