Manggarai - Pemerintah Kabupaten Manggarai melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit dengan Direktur Utama BPOPLBF Shana Fatina di ruang tamu Keuskupan Ruteng, (20/4).
MoU ini merupakan bentuk kesepakatan formal antara Pemerintah Kabupaten Manggarai dengan BPOLBF dalam rangka percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Manggarai. Sementara, kesepakatan teknis akan dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang akan ditantandatangani di waktu berikutnya.
Dalam jumpa pers, Bupati Hery menjelaskan bahwa kegiatan hari ini adalah puncak dari diskusi-diskusi yang sudah terbangun.
"Saling pemahaman itu sudah ada, diskusi-diskusi sudah terbangun, yang kemudian berpuncak pada hari ini, dalam penandatangan kesepahaman, mengenai percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Manggarai," tuturnya.
"Harapannya adalah, setelah kesamaan pemahaman ini, kemudian, kita akan maju kepada perjanjian kerja sama di situ nanti akan lebih detail, apa-apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai dan apa-apa yang harus dilakukan oleh Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores dalam rangka mendukung kami (Pemkab Manggarai)," tambah bupati Manggarai.
Bupati Hery menjelaskan bahwa posisi BPOLBF adalah sebagai pendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini, menurutnya perlu dijelaskan, agar tidak ada terjadi kesalahpahaman.
"Jadi, dalam hal ini, kami harus sampaikan bahwa, yang melaksanakan semuanya, yang ada di depan adalah tetap Pemerintah Kabupaten Manggarai, tetap masyarakat Manggarai, BPO Labuan Bajo Flores tetap di belakang untuk mendukung kita semua. Saya kira ini perlu saya sampaikan supaya jangan ada pemahaman yang berbeda-beda mengenai adanya perjanjian kerja sama maupun kesepakatan pada hari ini," ujarnya.
Terkait hal itu, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menjelaskan bahwa peran mereka adalah mendukung pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif terintegrasi yang sejalan dengan misi pemerintah pusat.
"Pada dasarnya kami dari BPO Labuan Bajo Flores, siap men-support dan mendukung, karena tentunya ini sejalan dengan misi pemerintah pusat untuk membangun pariwisata dan ekonomi kreatif terintegrasi yang akan menyambungkan destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo dengan 11 Kabupaten," ujarnya.
"Posisi BPOLBF adalah menjamin dan men-support agar keauntetikan Kabupaten Manggarai itu nanti bisa terfasilitasi dan menjadi warna dalam pariwisata berkualitas yang ada di Labuan Bajo Flores," pungkas Shana.
Di akhir penyampaiannya, Bupati Hery menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BPOLBF yang sudah mau membantu pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Manggarai.
Sebelum bertemu dalam acara penandatangan MoU, Bupati Hery menghadiri dan membuka "Bimtek Kemitraan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wilayah Nusantara, Asean, Australian, dan Oceania", bertempat di Aula Missio, Unika St. Paulus Ruteng.
Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dalam sambutannya menekankan pentingnya fokus pariwisata terhadap kemartabatan manusia.
Dirinya berharap jangan sampai masyarakat lokal tergerus oleh kemajuan pariwisata. Lebih lanjut dirinya menyampaikan agar pembangunan pariwisata tidak menyingkirkan spiritualitas dan nilai-nilai lokal, oleh karena nilai-nilai yang diserap dari barat.
Dalam sambutannya, Bupati Manggarai menyampaikan gagasan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih mendorong sumber daya manusia lokal untuk dapat berkreasi.
Oleh karena itu, dirinya berharap di tengah ekonomi yang turun (akibat pandemi COVID-19), masyarakat Manggarai giat mempersiapkan diri dengan keterampilan-keterampilan baru, sehingga saat krisis ini selesai, sebagian besar SDM sudah cukup siap produktif.
"Masyarakat ada di depan, Pemerintah mendorong dari belakang. Bila berhasil, itu adalah milik rakyat, bukan pemerintah," tuturnya.
Lebih lanjut, Bupati Manggarai menyampaikan fokus konsep pariwisata yang akan dibangun di Manggarai berfokus pada pariwisata budaya dan religi, sehingga nilai-nilai budaya Manggarai dan religiusitas perlu dijaga untuk menyukseskan konsep ini.
Turut hadir dalam acara ini, YM Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat; Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pereira; Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu; Ketua Dekranasda/TP PKK Manggarai, Meldiyanti Hagur-Nabit; Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina; dan Plt. Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, Siprianus Jamun; dan para peserta bimtek.