Ciamis - Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral dalam rangka PAM Operasi Ketupat Lodaya 2021 secara virtual di Aula Pesat Gatra Polres Ciamis, Rabu (21/4).
Dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Ops Ketupat Lodaya Tahun 2021 Bupati Ciamis didampingi oleh Kapolres Ciamis, Dandim 0613 dan unsur Forkopimda serta para SKPD terkait lainya.
Diketahui kegiatan Rakor tesebut dilaksanakan sebagai upaya menghadapi mudik Idul Fitri yang dilaksanakan secara nasional dan diikuti oleh Kapolri, Panglima TNI, para menteri terkait serta unsur Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/ Kota se-Indonesia melalui Virtual.
Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, dalam paparanya mengatakan kegiatan Rapat koordinasi tersebut dilaksanakan untuk menyamakan presepsi dari tingkat Pusat sampai Daerah mengenai kebijakan menghadapi Idul Fitri di masa pandemi COVID-19.
"Pada tahun kemarin meskipun telah dilakukan pelarangan mudik secara nasional dengan menurunkan 94 ribu personel dan menyekat 146 titik namun nyatanya masih ada masyarakat yang lolos," ungkap Kapolri.
Untuk itu Jenderal Sigit mengintruksikan untuk memanfaatkan KKYD (Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan) dengan melaukan sosialisasi secara masif tentang larangan mudik melaui gambaran angka perkembangan COVID-19 saat ini.
"Ada 333 lokasi penyekatan arus lalu lintas pada operasi ketupat 2021, mulai dari Polda Lampung sampai Bali serta mengantisipasi jalur- jalur tikus yang biasa dilalui pemudik, " ucapnya.
Selain itu kepada para petugas di tempat penyekatan, Sigit berpesan untuk dapat mensosialisasikan 3M dan 3T serta saran- saran yang dapat dipahami oleh masyarakat.
"Kelompok yang paling terdampak akibat mudik adalah lansia di atas 60 tahun, yang tertular dari anggota keluarganya yang melakukan mudik," tandasnya.
Kapolri berharap agar vaksinasi terhadap lansia dapat dimaksimalkan di sisa waktu menjelang Idul Fitri untuk menghindari resiko bagi lansia.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, berdasarkan hasil survei sebelum ada larangan mudik, dihasilkan 11% orang tetap melakukan mudik dan setelah adanya pelarangan berkurang menjadi 7%.
"Kita perlu mengantisipasi yang 7% itu karena jumlahnya pun tidak sedikit kurang lebih sekitar 10 juta orang," ucap Budi.
Budi mengungkapkan pilihan hari pergi terbanyak biasanya adalah pada hari sebelum tanggal 6 Mei yaitu 30,3% artinya masih ada sebanyak 69,7% bepergian pada masa pelarangan mudik.
"Kami secara intensif melakukan koordinasi dengan Satgas COVID-19, Kepolisian dan pihak-pihak terkait lainya, yang paling penting adalah semua berperan memberikan pemahaman kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial," pungkasnya.