Labuan Bajo - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar kegiatan Kurasi Bedah Desain Kemasan (Beda'kan) batch 6 untuk menggairahkan kembali aktivitas kepariwisataan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di Labuan Bajo pada Jumat (16/4).
Koordinator industri kreatif DKV, Arsitektur dan Desain Interior Kemenparekraf Imam Wuryanto dalam sambutannya mengatakan kegiatan Beda'kan seyogyanya membuka peluang bagi para pelaku ekonomi kreatif di bidang kuliner di wilayah Labuan Bajo.
"Kegiatan (Beda'kan) ini terbuka umum dan saat ini kita memasuki bacth 6, yang sebelumnya dilakukan di beberapa kota lain di Indonesia. Di Labuan Bajo sendiri sudah masuk fase kedua dari 48 peserta yang terdaftar, terpilih menjadi 42 peserta. Pada hari ini kami ingin mendapatkan 25 peserta yang akan lanjut masuk ke level 1 hingga masuk ke level 3," jelas Imam.
Ia menjelaskan, siapapun yang lolos pada tahapan seleksi itu, nantinya akan mendapatkan bantuan hibah desain dan kemasan dari Kemenparekraf. Kemenparekraf nantinya memberikan stimulus kepada semua peserta dalam bentuk redesain kemasan, dengan tujuan membantu peserta agar memiliki kemasan yang profesional, higenis, dan berkarakter lokal.
"Tujuan berikutnya ialah, pemerintah membantu mempersiapkan diri dimasa transformasi digital, agar peserta memiliki rasa percaya diri sehingga dapat memiliki kepercayaan diri untuk berkompetisi dengan produk yang ada di pasar global," jelasnya.
Imam menegaskan, pihak kementerian ingin memberikan edukasi bagi pelaku usaha kuliner, bahwa kolaborasi komunikasi visual dengan sub sektor kuliner dapat menunjang dan mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan peserta.
Dirinya berharap waktu 15 menit yang diberikan panitia bagi peserta dalam mempresentasikan produknya diharapkan mampu dimanfaatkan secara maksimal terutama untuk mengeksplor desain dan karakter produk dari para peserta.
Di akhir sambutannya, Imam berpesan agar di era digitalisasi ini, masing-masing pelaku usaha mampu bersaing, terutama menyambut Labuan Bajo sebagai destinasi super premium. Sehingga brand yang dijual bisa menembus pasar dunia. Oleh karena itu desain harus dipersiapkan secara matang dan profesional.
Dalam kegiatan Beda'kan tersebut, hadir sebagai kurator, Komang Ayu (Sub Koordinator Desain Komunikasi Visual), Amir Hamzah (Sub Koordinator Arsitektur dan Desain Interior), Ify Bustami (pakar bisnis), Wednes Aria Yuda STP. (Pakar kuliner), Agustinus Nur Aidin, SS (Kabid Ekraf, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mabar), Antonius Jemi (Kabid Perindustrian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UKM Mabar) dan para Peserta pelaku kuliner di Labuan Bajo.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina yang juga hadir sebagai juri menyampaikan terima kasihnya kepada pihak Kemenparekraf atas kehadirannya di Labuan Bajo dalam mendukung pelaku usaha kuliner dalam mendukung pariwisata.
"Kami ucapkan terimakasih kepada pihak Kemenparekraf, karena tak hentinya mendukung pariwisata Labuan Bajo ini. Kegiatan Beda'kan merupakan langkah maju dalam pengembangan potensi pangan lokal yang dimiliki peserta menyambut destinasi pariwisata super premium Labuan Bajo," ungkap Shana.
Ia menegaskan, sesungguhnya pariwisata yang maju harus didukung dengan usaha kuliner yang baik dan visioner. Kiranya kegiatan Beda’kan dapat memicu, pelaku usaha di bidang kuliner agar turut mendukung mengembangkan Destinasi Pariwisata Labuan Bajo menjadi kelas dunia.
Shana juga menambahkan, dengan adanya kegiatan Beda'kan tersebut, dapat menggali potensi yang dimiliki oleh pelaku kuliner yang ada di Labuan Bajo. Hal itu didasari karena Labuan Bajo kaya akan bahan baku yang berkualitas. Oleh karena itu desain logo dan isian produk yang dihasilkan harus benar-benar berkualitas.
"Kepada peserta, saya berharap dengan mengikuti kegiatan bedakan ini, mampu menghasilkan produk dengan kemasan bagus. Karena kemasan yang baik termasuk salah satu kriteria untuk bisa bersaing menyambut pariwisata super premium.
"Teman-teman jangan pernah takut bermimpi, kita harus bisa menjadi agen perubahan bagi masyarakat lain, yang bergerak di usaha yang serupa," pungkas Shana.