Labuan Bajo - Menyadari pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia dalam mengembangkan pariwisata yang mandiri dan berkelanjutan, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Sikka akan menyelenggarakan kegiatan pelatihan peningkatan kualitas SDM para Pramuwisata yang ada di Kabupaten Sikka.
Ketua HPI Cabang Sikka Arkadius Jong menjelaskan bahwa untuk mewujudkan pelatihan ini, HPI Cabang Sikka akan bekerjasama dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dalam memfasilitasi kegiatan tersebut serta menghadirkan narasumber yang kompeten dan berpengalaman dalam bidang pelayanan jasa, khususnya bidang pramuwisata.
"Kami bersyukur, kami dibantu oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Sebelumnya kami mengajukan proposal dan ternyata BPOLBF sangat menyambut baik kegiatan ini." Ujar Arkadia seperti disebutkan dalam press release BPOLBF, Kamis (8/4).
Arkadia menyebutkan, dengan mengangkat tema pelatihan "Training of Trainers Tata Kelola Destinasi Pariwisata," kegiatan pelatihan ini sekaligus mewujudkan salah satu dari empat program utama HPI Cabang Sikka yakni peningkatan Sumber Daya Manusia dan pelatihan teknik pemandu pemula bagi Anggota HPI Cabang Sikka. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk kepedulian HPI Cabang Sikka terhadap beberapa destinasi wisata di Kabupaten Sikka yang belum dikelola dengan baik serta didukung oleh kualitas SDM yang mumpuni.
"Selama ini kita prihatin dengan kondisi beberapa destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sikka ini yang menurut kami belum dikelola dengan baik. Selama ini kami tidak memiliki ruang untuk menyampaikan itu, entah kapan, melalui apa, itu yang belum ada selama ini. Dengan dukungan dari BPOLBF, akhirnya kami bisa menyelenggarakan kegiatan ini. Kami ucapkan terimakasih untuk kesempatan ini," jelasnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini, nantinya mampu mengambil bagian untuk mewujudkan destinasi wisata yang ada dengan baik dan berkelanjutan. Jadi, kami dilatih untuk menjadi pelatih yang professional dan berwawasan luas.
"materi-materi yang diberikan oleh para narasumber mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan Pramuwisata yang tergabung dalam HPI Cabang Sikka yang saat ini berjumlah 62 anggota," harapnya.
Ia meyakini hasil pelatihan ini sesuai dengan tujuan HPI untuk mendapatkan peningkatan kemampuan dan pengetahuan keterampilan. Materi yang disampaikan juga bisa diterapkan di lapangan.
"Kami juga bisa mengambil peran di masyarakat melalui kerjasama dengan dinas-dinas terkait. Melalui pelatihan menjadi pelatih ini, maka nantinya kami diharapkan memiliki sertifikasi keahlian, dan materi dari narasumber inipun menjadi bekal untuk materi kami sampaikan ke masyarakat," tandas Arkadius.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengapresiasi niat dari HPI Cabang Sikka untuk menginisiasi pelatihan Training Of Trainers dengan tujuan untuk terlibat dalam mengelolah destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan mandiri. Menurutnya kehadiran BPOLBF sebagai lembaga percepatan Pengembangan Pariwisata di Labuan Bajo - Flores, Alor, Lembata dan Bima tentu membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk pelaku pariwisata yang tergabung dalam HPI Cabang Sikka ini.
"Pada intinya adalah kita sangat mensupport usulan - usulan yang datang dari komunitas apalagi ini konteksnya dari Asosiasi. Dan kemudian mereka merespon dengan bertanggung jawab yaitu dengan proposal yang jelas kemudian bersedia untuk menyamakan target dan sasaran sehingga kita juga memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan itu memang bermanfaat dan menjawab tantangan untuk menyiapkan Pariwisata Premium untuk Labuan Bajo Flores yang terkoneksi," ujar Shana.
Selain itu, Shana juga menyampaikan pengembangan pariwisata berkelanjutan diberbagai destinasi wisata di Kabupaten Sikka diharapkan mampu bersinergi dalam mewujudkan Pariwisata Labuan Bajo Flores yang berintegrasi.
"Dan kita lihat ini adalah bentuk bagaimana Asosiasi bisa mengelola sendiri kegiatannya secara swadaya. Kemudian kami disini mendukung dan memastikan nanti bahwa konten-konten yang disampaikan sejalan dengan rencana besar kita mengintegrasikan Pariwisata Labuan Bajo Flores dan mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan mandiri serta berbasis komunitas," Imbuh Shana.
Untuk itu Shana berharap kegiatan pelatihan ini mampu dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh HPI Cabang Sikka untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan dalam hal kepemanduan. Para pramuwisata mampu menjadi seorang Pramuwisata yang adaptif, beretika, ramah, dan profesional.
"Harapannya tentu kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas dari teman-teman HPI di Sikka khususnya karena mereka ini TOT (Training of Trainer), jadi mereka nanti akan menjadi calon-calon pelatih lagi untuk menularkan benih pariwisata berkelanjutan ke lebih banyak ruang lingkup lainnya. Selain itu mereka juga bisa meningkatkan kualitas guiding atau kepemanduan dengan menyesuaikan dengan situasi yang update misalnya situasi pandemi atau bencana alam. Jadi, kita ingin mereka lebih adapting melihat perubahan itu," pinta Shana.
Harapan ini juga sejalan dengan upaya BPOLBF dalam mendukung ide-ide kritis dan inovatif yang muncul, yang mampu menghadirkan langkah- langkah strategis yang kemudian menghadirkan solusi yang tepat dalam mewujudkan sinergitas pariwista berkelanjutan.
"Selain itu, kita akan bantu teman-teman yang punya critical thinking yang baru. Jadi bisa berpikir kritis untuk langkah-langkah strategis yang akan dilakukan dan yang bisa dilakukan selanjutnya, tidak hanya dengan bentuk lama tapi bentuk baru yang mungkin belum diketahui gimana caranya tapi itu mesti dilakukan sehinggah mereka juga bisa bangkit bersama-sama dengan Pariwisata Labuan Bajo yang mulai tumbuh lagi," imbuh Shana.
Kegiatan pelatihan Training of Trainers ini diselenggarakan dari tanggal 8 - 10 April 2021. Dalam kegiatan ini nantinya hadir tiga narasumber yang kompeten dan berpengalaman dalam bidang pelayanan jasa, yakni I Mangku Nyoman Kandia dari DPP HPI, Nila Krisnawati Hidayat dari Swiss German University - Asia dan Taufik Hidayat dari Graha Emas Indonesia.
Dalam pelatihan ini, para peserta akan menerima berbagai materi pelatihan kepariwisataan diantaranya mengenai CHSE (Clean, Healthy, Safety, Environment), Sadar Wisata dan Sapta Pesona, Desa Wisata dan Pariwisata Berkelanjutan, Pengantar Pengelolaan Destinasi, IT dan Publikasi, SDM Organisasi dan Pengelola Destinasi.
Selain itu para peserta juga akan mengunjungi beberapa Desa Wisata, serta melakukan dialog dengan masyarakat terkait keterlibatan masyarakat dalam mengelolah krisis di destinasi, diskusi terkait peningkatan SDM masyarakat di Desa Wisata.