Labuan Bajo - Menjaga kenyamanan dan keselamatan baik wisatawan maupun masyarakat lokal dalam berwisata menjadi alasan mendasar mengapa kegiatan sosialisasi dan simulasi penerapan Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environment (CHSE) untuk wisata Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
Hal ini ditegaskan oleh Anidyari Kusumastuti, salah satu Tim Pendamping Direktorat Wisata MICE seusai melaksanakan kegiatan simulasi CHSE di beberapa destinasi wisata di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Rabu (24/3).
"Jadi, sebenarnya kegiatan sosialisasi dan Simulasi CHSE untuk wisata MICE ini menunjukkan bahwa pihak Kemenparekraf sangat care, peduli dengan wisatawan dan warga lokal,” ungkap Anidyari.
Lebih lanjut, dirinya menegaskan bahwa kegiatan simulasi ini bukan untuk memenuhi kepentingan Kemenparekraf, tetapi demi dan atas nama keselamatan dan kenyamanan wisatawan dan warga lokal dalam menjalankan aktivitas industri pariwisata.
Terkait kesiapan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi super prioritas untuk melaksanakan panduan CHSE ini, Anidyari mengakui bahwa sebagai sebuah industri, sebenarnya Labuan Bajo ini masih banyak sisi kurangnya.
“Jadi, kami mempunyai indikator untuk menilai soal kesiapan ini. Dari sisi industri perhotelan, hanya ada empat Hotel di Labuan Bajo yang memenuhi standar dan tersertifikasi, yaitu Jayakarta, Inaya, Ayana, dan Pelataran,” terang Anidyari.
Menurut Anidyari, terkait standar dan sertifikasi, Kemenparekraf sudah mendorong dan mengusulkan agar semua Hotel mengikuti proses sertifikasi tersebut. Namun, sampai saat ini, belum berjalan secara normal.
"Sebenarnya, proses untuk mendapatkan sertifikat itu sudah berjalan. Hanya memang banyak proses yang dilalui. Kemarin mereka sudah melakukan self-assesment, tetapi belum diaudit. Jadi, Kemenparekraf terus mengupayakan agar semua Hotel di Destinasi wisata tersertifikasi,” imbuh Anidyari.
Selain sosialisasi CHSE, Kemenparekraf juga menggelar Famtrip Media yang terdiri dari 9 Media lokal daerah, 1 Media Nasional, 2 Videografer dan 1 Konten Writer melakukan perjalanan ke beberapa destinasi wisata untuk melihat secara langsung keadaan dan situasi disetiap destinasi yang dikunjungi selama dua hari (24-25 Maret 2021) diantaranya Pulau Padar untuk tracking dan melihat keindahan panorama pulau padar.
Menuju Komodo Village untuk melihat aktivitas mengukir patung Komodo di Kampung Komodo Ukir Patung Komodo/UKM, kemudian Menuju Loh Liang Komodo melakukan trackking untuk melihat aktivitas komodo, kemudian singgah di Pink Beach dengan aktifitas Snorkeling dan Swimming.
Keesokan harinya tim kemenparekraf dan media mengunjungi Rumah Tenun untuk melihat Demo Tenun khas NTT, Labuan Bajo dan sekitarnya, tim menuju Desa Wisata Liang Dara untuk bertemu dengan pelaku UKM Liang Dara dan menyaksikan Pementasan Tarian Caci Tarian dan musik tradisional
Kemudian menuju Kampung Rangko untuk mengunjungi Rangko Cave Photo video hunting, menuju Bukit Cinta untuk melihat Sunset dan Photo Hunting.
(Syarif ab)