Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada tahun ini terus melakukan penguatan sektor kesehatan. Meski fasilitas sarana dan prasarana masih terbatas dengan hanya memiliki satu rumah sakit, namun Pemkab Kubu Raya akan memanfaatkan 10 puskesmas rawat inap untuk bisa melayani masyarakat.
“Dari 20 puskesmas yang ada dan baru 10 yang sudah berstatus rawat inap dan 10 lainnya belum, hal ini setidaknya bisa menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan maksimal. Insya Allah pada tahun ini kita akan menargetkan menambah setidaknya 5 puskesmas lagi untuk dijadikan status rawat inap, termasuk di desa Sungai Asam, Parit Timur, Kuala Mandor dan juga untuk Puskesmas Sungai Rengas serta di Puskesmas Teluk Pakedai, Air Putih dan rencananya juga akan dibangun Puskesmas di daerah pemekaran kecamatan, yaitu di daerah kecamatan Kumpai Raya (antara desa Sungai Ambangah dan desa Tebang Kacang) kemudian juga penguatan Puskesmas di daerah pemekaran kecamatan Kubu (kecamatan Kerta Mulya) yang saat ini sedang dalam persiapan," kata Bupati Kubu Raya usai menghadiri Rakor Program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum Tahun 2021 di ruang Praja Utama aula kantor bupati, Kamis (25/3).
Bupati Muda menuturkan, dengan memiliki tenaga kesehatan sebanyak 1.358 orang dan jumlah PNS tenaga kesehatan sebanyak lebih dari 870 orang, Kubu Raya tidak pesimis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat namun daerah ini melakukan strategi dengan melipatgandakan energi melalui penguatan kader-kader kesehatan masyarakat.
“Justru inilah pastisipasi yang sangat kokoh, karena kita melakukannya bersama-sama dengan desa dan desa juga kita lakukan penguatan dengan tata kelola desa, satu diantaranya dengan memperkuat kader kesehatan masyarakat. Yang mana partisipasi masyarakat melalui keder Posyandu, Poswindu, Poslansia maupun kader Tubercolosis (TB), termasuk kader Keluarga Berencana dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), tentunya semua ini merupakan suatu sinergi yang sangat luar biasa dan sebagai lompatan untuk melakukan langkah-langkah," ujarnya.
Muda menjelaskan, tentu fokus di kesahatan ini tidak terlepas dari 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sudah ditentukan, yang mana paling fokus itu terkait kesehatan ibu dan anak dan kita sejak dulu telah dimulai dari wilayah hulunya yang selalu dijadikan fokus karena ini menyangkut calon generasi yang berkualitas atau tidaknya.
“Maka dari sisi ini kita memperkuat bagaimana penurunan angka-angka, baik Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi/balita (AKB) maupun angka Stunting dari 26,7 perseni tahun 2018 menjadi 23,6 persen tahun 2019 dan dan pada tahun 2020 kemarin angka stunting di Kubu Raya terjun dratis menjadi 13 persen dan angka ini dibawah rata-rata angka nasional yang ditargetkan pada tahun 2024. Untuk itu kita juga lakukan upaya-upaya inovatif melalui berbagai peraturan bupati serta regulasinya satu diantaranya dengan mengutamakan dan diawali melalui pelayanan tidak berbayar (gratis) di seluruh pusat pelayanan kesehatan masyarakat cukup dengan memiliki KTP Kubu Raya dan semua ini Alhamdulillah bisa dijalankan maksimal sampai hari ini," ujarnya.
Bupati menambahkan, apa yang dilakukan ini tentunya akan mengurangi semua beban-beban masyarakat, karena satu diantara yang harus dilakukan untuk pengurangan kemiskinan ialah dengan melakukan pengurangan beban hidup masyarkat, apalagi terkait masalah sakit. Sebab orang mampu bisa miskin, apalagi orang miskin. Tantunya hal ini juga menjadi rasionalitas pemkab Kubu Raya untuk mendukung program Selasa-Jumat (Sajlu) terpadu dengan tujuan untuk memudahkan mengejar problem stunting, ancaman AKI dan AKB serta hal-hal yang terkait dengan kesehatan keluarga, sedangkan untuk Jumat ini lebih difokuskan untuk penyakit menular dan tidak menular.
“Yang mana semua ini akan merangkum pada posisi yang bisa menjadi fokus, sehingga kita dengan mudah melakukan pemetaan dan kinerja serta strategi peta-peta kerja yang dilakukan tenaga kesehatan di level Puskesmas, Pustu sampai Poskesdes," ujarnya.
Menurutnya, program kunjungan Salju terpadu ini sebagai upaya mempercepat target 12 Indikator SPM, karena tidak lagi menunggu tapi langsung menyasar dengan kunjungan ke rumah-rumah warga. Tentunya hal ini ada langkah-langkah kita untuk mengurangi dari dampak kesehatan masyarakat dan juga angka-angka yang harus dilakukan percepatan penurunannya, seperti angka stunting, Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB).
"Program Salju terpadu ini melibatkan perangkat desa dan petugas kesehatan yang berada di masing-masing Pos Kesehatan Desa (Poskesde), Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Puskesmas yang ada di masing-masing desa dan kecamatan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan, untuk peningkatan dan penambahan status lima Puskesmas menjadi rawat inap, pihaknya akan melakukan perencanaan yang selanjutnya dievaluasi terkait tingkat kunjungan masyarakat ke Puskesmas dan jumlah penduduk yang ada di Puskesmas Sungai Asam, Parit Timur, Kuala Mandor, Sungai Rengas dan Puskesmas Air Putih.
“Jika data kunjungan perbulannya di lima Puskesmas ini mengalami peningkatan, Insya Allah kelima Puskesmas tersebut akan kita naikkan statusnya menjadi rawat inap," katanya.
Marijan menuturkan, sampai saat ini program Salju terpadu masih terus bejalan, karena ini merupakan program unggulan Pemkab Kubu Raya dalam mengejar langkah-langkah percepatan untuk mengatasi persoalan kesehatan di masyarakat khususnya untuk menzerokan AKI, AKB dan Stunting.
“Tentunya program Salju terpadu ini digerakan oleh kader-kader kesehatan yang ada, karena kader-kader kesehatan ini memiliki peran penting dan menjadi ujung tombak untuk mensukseskan program kesehatan Kubu Raya teutama program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)," ujarnya.