Natuna - Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Natuna kembali menggelar rapat koordinasi persiapan rembuk stunting (pertumbuhan anak terganggu/pendek) guna memantapkan kegiatan yang akan dimulai pada 22 Maret mendatang.
Rapat kali ini sebagai bentuk keseriusan Pemkab Natuna dalam upaya penurunan angka stunting yang harus mencapai target nasional yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo yaitu berada di angka 14% pada tahun 2024 atau di bawah 680 ribu per tahun.
Kepala BP3D Moestofa Albakrie yang memimpin rakor ini, Senin (15/3), meminta kepada OPD turut aktif dan berpartisipasi dalam menyampaikan kegiatan-kegiatan dalam hubungannya dengan rembuk stunting.
Moestofa menambahkan, terkait data yang mengalami permasalahan kiranya puskemas sebagai perpanjangan tangan dari dinas kesehatan agar bisa mengintegrasikan data-data stunting ini dan dinas terkait membentuk tim lintas sektor selanjutnya membuat analisa situasi agar bisa memiliki data yang mudah diakses dan akurat sebagai solusi terkait masalah data ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan diwakili Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Syarifah Maryam juga memaparkan 31 desa menjadi lokus prioritas pencegahan dan penanganan stunting serta intervensi gizi spesifik dan sensitif Kabupaten Natuna Tahun 2021 ini dan 9 desa pada 2022 mendatang.
Rakor yang yg berlangsung di ruang rapat BP3D pada 15 Maret 2021 mengundang beberapa OPD terkait, juga menampilkan data delapan aksi konvergensi/integrasi untuk menyelaraskan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkatan pemerintahan dan masyarakat yang dipaparkan oleh Dinas Kesehatan Natuna.