Singkawang – Pemerintah kota Singkawang berupaya mengembangkan ekonomi kreatif melalui promosi karya dari pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) di acara Ruang Apresiasi TVRI Kalimantan Barat, Minggu (7/3).
Acara yang disiarkan live streaming TVRI Kalbar diisi dengan performance salah satu pelaku ekonomi kreatif sub sektor musik, Sandy Chuday dan bincang-bincang Wakil Wali Kota Singkawang Irwan bersama Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Singkawang, Heri Apriyadi.
Heri Apriadi mengatakan visi misi Wali Kota Singkawang “Singkawang Hebat” mendorong terwujudnya Singkawang sebagai kota perdagangan, jasa dan pariwisata.
“Pemkot Singkawang sangat konsen pada pelaku ekraf Kota Singkawang. Khusus pariwisata, ekraf memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Ada 48 ekraf di sektor musik dari 194 pelaku ekraf Kota Singkawang,” kata Heri.
Pihaknya, kata Heri mencatatkan194 pelaku ekonomi kreatif di Kota Singkawang. Para pelaku ekonomi kreatif yang baru dapat mendaftarkan diri melalui google form Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Singkawang.
Ia mengatakan penampilan pelaku ekraf tidak dapat dilakukan secara akbar. Namun, Pemkot Singkawang memberikan solusi dan ruang bagi pelaku ekraf untuk dapat terus berkarya. Salah satunya, kegiatan-kegiatan dinas berskala kecil dengan penerapan protokol kesehatan di kota Singkawang.
Heri mendorong pelaku ekraf kota Singkawang yang belum terdaftar untuk mendatakan usahanya. Hal ini dilakukan demi kepentingan pendataan sehingga memudahkan pemerintah untuk memberikan bantuan dukungan.
“Pada hakekatnya, pariwisata itu tidak hanya berupa sektor destinasi wisata. Ekraf memberikan sentuhan pariwisata melalui karya musik. Untuk para pelaku ekraf, silahkan daftarkan diri di dinas. Supaya kami tahu kondisi, kebutuhan, dan langkah pelaku ekraf kedepannya seperti apa,” ujarnya.
Sementara, Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan mengatakan kota Singkawang memiliki banyak potensi ekonomi kreatif yang perlu dikembangkan. Pemerintah kota Singkawang mendukung perkembangan ekraf kota Singkawang sebagai bentuk kekayaan intelekrual yang harus dijaga.
“Potensi anak kota Singkawang memiliki kreativitas yang memberi sesuatu yang baru atau mengembangkan yang sudah ada. Pemerintah seharusnya memberi ruang untuk potensi-potensi kekayaan intelektual komunal atau personal ini,” katanya.
Di masa pandemi, Irwan mengakui perekonomian di berbagai sektor terkena dampaknya, termasuk para pelaku ekonomi kreatif. Pemerintah kota Singkawang terus berupaya membuka ruangan yang luas agar perekonomian masyarakat dapat terus bertahan.
“Kita mencoba menyiasati kegiatan ekraf di masa pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan sehingga perekonomian tetap berjalan. Alhamdulillah, sejauh ini perekonomian tetap berjalan,” ujarnya.
Irwan mengatakan Pemerintah kota Singkawang juga memberikan pembinaan bersertifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif agar memiliki standar. Standar dan sertifikasi ini memberi nilai tambah suatu produk dan perlindungan kekayaan intelektual.
“Pelaku ekraf ini diharapkan tidak hanya berpusat pada kegiatan usahanya. Tapi dengan adanya bimbingan, hal-hal terkait teknis dan manajerial juga diperhatikan. Justru, hal-hal yang terlihat kecil seperti ini yang bisa mendorong suatu usaha semakin maju. Kegiatan usahanya itu action-nya, tapi action juga perlu didukung oleh konsep yang baik,” ungkapnya.
Pada 2 Maret lalu, Pemerintah kota Singkawang bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kemenkumham provinsi Kalimantan Barat menggelar promosi dan Diseminasi Kekayaan Intelektual dalam melindungi hasil karya anak bangsa. Hal ini merupakan tindak lanjut yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif
Salah satu pelaku ekraf, Sandy Chuday menampilkan karyanya sebagai salah satu pelaku ekraf kota Singkawang di sektor musik. Sandy mengakui sudah berkarir selama 5 tahun dan telah menulis 12 karya lagu.
Sandy Chuday mendapat inspirasi lagu-lagu dari banyak hal. Dalam penulisan karya lagu, baginya tidak dapat dipaksakan karena kreativitas tidak dapat dipaksa dan datang secara tiba-tiba.
“Sumber inspirasi saya ada banyak ya. Karena saya juga terbilang pemula, jadi idenya datang secara tiba-tiba. Apalagi suatu hal yang berhubungan dengan kreativitas itu butuh proses hingga ke tahap kematangannya,” ujar Sandy.
Ia mengatakan penulisan lagu selama ini berasal dari hati dan realitas yang ada. Selama berkarir, Sandy Chuday sudah pernah menampilkan karyanya di sekitaran Kalimantan Barat. Diantaranya Sintang, Ketapang, Sanggau, Kubu raya, dan Kapuas Hulu.
Bercerita tentang pengalaman berkarir, sebelum pandemi Sandy Chuday pernah menampilkan karya di Bandara Sintang. Hingga kini, momen tersebut tidak dapat dilupakan berkat rasa antusias dari keramaian para pengunjung yang hadir. *MC/Td