Yogyakarta - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-15 telah resmi dibuka pada Minggu (2/2).
Ribuan warga tampak antusias memadati kawasan Malioboro untuk menyaksikan pertunjukan liong, wushu, barongsai, drumband dan sejumlah tarian dari berbagai daerah.
Ketua Umum PBTY Tri Kirana Muslidatun mengungkapkan, event yang digelar setiap tahun ini merupakan rangkaian perayaan Imlek terpanjang di Indonesia.
"Dalam merayakan Tahun Baru Imlek 2571 tema yang diangkat adalah "The Cultural Colours of Wonderful Indonesia"," jelasnya.
Tri mengatakan dalam pembukaan PBTY ke-15, tidak hanya budaya Tionghoa saja yang ditampilkan, tetapi juga dari nusantara.
Tri Kirana menjelaskan, PBTY adalah acara tahunan yang memungkinkan masyarakat untuk lebih mengenal akulturasi seni budaya.
"Tujuan kegiatan ini juga untuk mengedukasi masyarakat tentang budaya Tionghoa. Juga membangun toleransi di Yogyakarta, sehingga benar-benar menjadi city of tolerance," tambahnya.
Kegiatan yang diikuti 14 paguyuban Tionghoa ini menampilkan beragam acara, baik pertunjukan, bazar kuliner maupun pameran yang digelar selama sepekan hingga 8 Februari 2020.
Sementara itu, Sri Paduka Pakualam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menambahkan PBTY memiliki nilai strategis dalam mendukung upaya pembangunan di DIY, terutama di bidang kemasyarakatan dan budaya, serta bidang perekonomian dan pariwisata.
Ia
berharap dengan perayaan PBTY dapat memberi dampak pada perekonomian
masyarakat, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi di DIY.
"Dengan PBTY juga diharapkan dapat merekatkan persaudaraan," ujarnya.