Singkawang – Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie membuka rapat koordinasi pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di ruang rapat Wali Kota, Kamis (4/3).
Tjhai Chui Mie mengatakan, berdasarkan analisis dan prospek cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalimantan Barat, yang menyatakan bahwa di Provinsi Kalimantan Barat salah satunya di Kota Singkawang terdapat potensi awan penghujan rendah yang perlu di waspadai potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan pantauan satelit tentang adanya titik panas (hotspot) 27 Februari 2021 menunjukan adanya 741 titik hospot di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
“Untuk tanggal yang sama di Kota Singkawang terdapat satu titik hospot,” kata Tjhai Chui Mie.
Ia menyebutkan kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kota Singkawang dalam kurun waktu tahun 3 tahun terakhir berdasarkan data yang di himpun BPBD Kota Singkawang pada Tahun 2018 perkiraan luas lahan terbakar ± 187 Hektar dengan 50 kali kejadian, Tahun 2019 luasan terbakar ± 565,9 Hektar dengan total 102 kali kejadian, Tahun 2020 Luasan terbakar ± 2.9 dengan total 6 kali kejadian.
“Sedangkan pada tahun 2021 sejak bulan Februari 2021 s/d sekarang terdapat 2 kali kejadian dengan perkiraan luas terbakar ± 1 Hektar,” ujarnya.
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana merupakan perangkat hukum pertama yang merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif yang menitikberatkan penanganan saat telah terjadi bencana menjadi preventif yang menitikberatkan penanganan pada saat sebelum terjadi bencana.
Ia mengatakan untuk mendukung perubahan paradigma tersebut, Presiden Joko Widodo setiap 5 tahun memberikan arahan serta perintah supaya semua pihak-pihak serius dalam penanganan Karhutla ini dan mengutamakan pencegahan dan deteksi dini.
“Tindaklanjuti arahan Presiden, rakor ini merumuskan kebijakan terkait penetapan status Siaga Darurat, Pembentukan Tim Komando serta penyusunan langkah-langkah terpadu yang akan di ambil dan dilaksanakan,” ujarnya.
Tjhai Chui Mie mencontohkan seperti patroli mandiri dan patroli terpadu pencegahan karhutla di Kota Singkawang bersama personel TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, unsur kecamatan dan kelurahan, tokoh masyarakat peduli api, LSM serta para media. Untuk mendukung kelancaran kegiatan tersebut diperlukan peran kita berbagai pihak untuk mendorong dan menggerakan tim terpadu.
“Sehingga pada tahun 2021 ini kita dapat mengantisipasi, mencegah, meminimalisir terjadinya Karhutla di Kota Singkawang serta mengantisipasi terjadinya penurunan kualitas udara akibat kabut asap yang ditimbulkan karhutla,” ujarnya.