Singkawang – Pemerintah Kota Singkawang bersama lurah, babinsa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan Pemuda (Persatuan Pemuda Dayak Pangmilang) Kelurahan Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan telah melakukan pemindahan tempayan adat yang ditempatkan pada lokasi BM 5 Lahan Bandar Udara Singkawang pada saat Land Clearing tahap satu.
“Pemindahan tempayan adat ini dilaksanakan pada Rabu (17/2) dan ditempatkan pada areal lahan di luar dari lahan Bandar Udara Singkawang yang akan dibangun agar tidak mengganggu mobilisasi pekerjaan tahap dua sampai dengan selesai,” kata Kepala Dinas Perhubungan Singkawang, Petrus Yudha Sasmita, Selasa (23/1).
Selanjutnya setelah pekerjaan Bandara selesai maka tempayan adat tersebut akan diletakkan pada pintu gerbang Bandara.
“Pada kegiatan tersebut dihadiri unsur pelaksana pekerjaan, Lurah, Babinsa, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan Pemuda (Persatuan Pemuda Dayak Pangmilang) Kelurahan Pangmilang Kecamatan Singkawang Selatan,” ujarnya.
Ia mengatakan kegiatan ritual adat yang dilaksanakan ini adalah merupakan kearifan lokal yang harus dilaksanakan. “Dengan tujuan agar dalam pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Singkawang bisa berjalan dengan aman, selamat dan sesuai dengan rencana,” kata Yudha.
Sementara Ketua DAD Singkawang, Stepanus mengatakan, sejak Land Clearing tahap 1 telah mengikuti beberapa kali pertemuan presentasi pembangunan bandara yang dikoordinir oleh Pemkot Singkawang dalam hal ini Dishub Singkawang.
“Pada kesempatan pertemuan tersebut, saya berpesan dan mengingatkan kepada Pemkot khususnya yang ditunjuk melakukan pengawasan, pegelolaan, pembangunan Bandara supaya melakukan koordinasi, komunikasi yang baik dengan masyarakat setempat, khususnya masyarakat adat di sekitar Kelurahan Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan,” katanya.
Karena itu diharapkan, pertama, lakukan koordinasi dan komunikasi secara inten dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. Kedua, hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat dan budaya supaya dijalankan sebagaimana mestinya.
Ketiga, langkah ini sangat perlu dilakukan agar semuanya berjalan dengan tertib, aman, damai dan lancar. Keempat, berdayakan masyarakat setempat sesuai dengan skillnya.
“Saya selaku Ketua DAD Kota Singkawang bersyukur dan berterima kasih kepada Pemkot Singkawang, khususnya Kepala Dishub dan jajarannya, pengelola, pengawas, pekerja bandara yang telah hadir mengikuti acara ritual pemindahan tempayan adat, karena ada pengerjaan Land Clearing tahap II,” ujarnya.
Setelah selesai dapat dipasang kembali sesuai dengan lokasi yang ditentukan oleh tokoh adat.
“Bak pepatah, dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung, karena masyarakat adat sangat menghargai jika adat dijalankan sebagaimana mesti,” ungkapnya.
Terlebih, Dewan Adat Dayak Kota Singkawang sangat mendukung pembangunan Bandara Kota Singkawang. Karena, Singkawang sebagai destinasi kota wisata di Kalbar perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, seperti transportasi udara menuju Kota Singkawang.
“Dengan dibangunnya Bandara Kota Singkawang diharapkan dapat membuat Kota Singkawang semakin cepat berkembang karena kunjungan wisata semakin ramai,” harapnya.
Dengan demikian, para investor akan semakin yakin dan percaya serta tertarik untuk menanamkan investasi khususnya di bidang industri tempat wisata, perhotelan dengan demikian dapat meningkatkan PAD Kota Singkawang.
Kemudian, tenaga kerja akan semakin terserap sehingga angka pengangguran semakin berkurang, karena pembangunan bertujuan mensejahterakan masyarakat.
Selanjutnya, dapat mempermudah masyarakat Kota Singkawang dalam membuka usaha, bekerja di luar Kota Singkawang karena dengan mudah pulang pergi ke kampung halamannya.
“Oleh karena itu mari kita dukung dan sukseskan pembangunan Bandara Kota Singkawang. Mari kita bersama-sama berbuat dengan rasa persaudaraan dalam membangun Singkawang Hebat sebagai kota yang sangat tertoleransi dengan menjaga, membina ketertiban dan keamanan,” ajaknya.