Kubu Raya - Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mokhtar meninjau langsung lokasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tidak jauh dari gedung SMAN 4 Sungai Raya desa Limbung kecamatan Sungai Raya.
Dengan melihat semakin meluasnya lahan yang terbakar dan semakin tebalnya kondisi kabut asap serta minimnya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir, Bupati Muda Mahendrawan langsung menginstruksikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Safriadi untuk segara mambuat sumur dengan mendatangkan excavator ke lokasi kebakaran.
"Lokasi kebakaran ini sangat dekat dengan gedung SMAN 4 Sungai Raya, tentunya kita utamakan menyelamatkan aset kita dulu yang dibangun sejak tahun 2013 lalu dan sekolah ini sangat vital serta dibutuhkan sekali oleh warga," katanya di sela meninjau lokasi karhutla di SMAN 4 Sungai Raya, Rabu (17/2) petang.
Dengan kondisi ini, dirinya mengimbau kepada seluruh desa agar lebih tanggap dalam mengantisipasi Karhutla ini, karena musibah ini tidak hanya terjadi di kecamatan Sungai Raya saja, namun desa di 8 kecamatan lainnya juga memiliki potensi yang sama, seperti di Kecamatan Sungai Kakap, Rasau Jaya, Kubu, Batu Ampar, Teluk Pakedai, Terentang, Kuala Mandor B dan Kecamatan Sungai Ambawang, apalagi dengan kondisi pandemi yang belum berakhir saat ini tentunya diperlukan kesiapsiagaan semua desa, karena kabut asap ini juga sangat membahayakan pernafasan masyarakat.
“Saya mengajak semua desa untuk bersama-sama mengantisipasi dan mempersiapkan serta bergerak bersama untuk memantau dengan lebih ketat lagi di daerah-daerah yang selalu sering terjadinya Karhutla setiap tahunnya, sehingga kita semua bisa mencegah kebakaran ini jangan sampai lebih meluas lagi, mengingat lokasinya banyak pohon-pohon yang daunnya sudah mulai mengering," ajaknya.
Bupati menuturkan, informasi terjadinya Karhutla ini diterimanya pukul 02.30 WIB shubuh dari BPBD dan pihak desa yang mengirimkan sejumlah fhoto via WhatsAap, yang mana lokasi kebakarannya sudah sangat dekat sekali dengan sekolah yang berjarak kurang lebih 50 meter.
"Kita semua tahu dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, potensi titik api memiliki sifat hidup mati yang berulang. Apalagi dengan melihat kondisi angin kencang yang juga memiliki sifat mondar mandir, tentunya kita putuskan membuat sumur dengan menggunakan excavator seluas empat meter untuk menyedot air agar memudahkan petugas untuk melakukan pemadaman," ujarnya.
Dirinya menilai, pembuatan sumur air di lokasi ini bertujuan agar teman-teman dari TNI/Polri, Basarnas, Manggala Agni dan lainnya tidak perlu mondar-mandir untuk mengambil air yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah.
Bupati juga mengapresiasi kesiap siagaan Basarnas bersama TNI/Polri, Manggala Agni, BPBD, Satpol PP dan tim pemadam kebakaran yang secara berjibaku melakukan langkah-langkah percepatan dalam memadamkan api di lokasi kebakaran menggunakan mesin penyedot air.
"Lokasi terjadinya karhutla di Kubu Raya saat ini sudah mulai tersebar di sejumlah titik, seperti di desa Punggur, Kuala Dua, Teluk Kapuas dan bahkan pada hari Minggu kemarin kita juga meninjau kebakaran di desa Sungai Raya Dalam," ucapnya.
Bupati mengaku sampai saat ini pihaknya sudah berupaya untuk mengantisipasi sejak dini Karhutla ini agar jangan sampai menimbulkan kabut asap tebal yang mengganggu aktifitas penerbangan di bandara Supadio dan pihaknya terus melakukan berbagai antisipasi secara ‘kepong bakol’ dan spontan secara bersama-sama.
“Tentunya dengan langkah cepat dan spontan ini, setidaknya kita mampu mencegah sedini mungkin semakin meluasnya Karhutla ini dan yang paling kita khawatirkan adalah kondisi angin yang kencang, ditakutkan menyebar di daerah lainnya," tuturnya.