Ciamis - Sebanyak 37 Puskesmas dan 4 Rumah Sakit di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, siap menggelar vaksinasi COVID-19.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, dalam rapat persiapan vaksinasi bersama Satgas Penanganan COVID-19, kepala Puskesmas se-Ciamis dan beberapa perwakilan tenaga kesehatan di Aula Adipati Kusumadiningrat Setda Ciamis, Sabtu (30/1).
Bupati Herdiat Sunarya mengatakan, di beberapa kabupaten/kota lain sebetulnya pelaksanaan vaksinasi sudah lama berlangsung, bahkan ada yang sudah mau pelaksanaan tahap kedua.
"Akan tetapi, kita tidak perlu berkecil hati sekalipun kita baru akan memulai di tahap per tama, karena toh vaksin nya juga baru datang beberapa hari kemarin," tuturnya.
Bupati menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi ini harus dilaksanakan dan segera, terlebih mengingat persiapan pelaksanaan vaksin sudah mepet berpacu dengan waktu.
Menurutnya, tenaga vaksinator yang sudah tersedia di Kabupaten Ciamis yaitu berjumlah 45 orang vaksinator, jelasnya.
"Sehubungan dengan persiapan pelaksanaan vaksinasi berpacu dengan waktu yang sudah mepet, saya berharap para tenaga Vaksinator atau tenaga kesehatan untuk tetap menjaga kesehatannya," ujarnya.
"Manfaatkan waktu yang ada untuk tetap menjaga stamina kesehatan para vaksinator, saya tidak mau bila sampai ada tenaga vaksinator atau kesehatan yang kurang sehat akibat kelelahan dan akhirnya menghambat terhadap pelaksanaan vaksinasi seperti yang terjadi di daerah lain," tambahnya.
Lebih lanjut, bupati menjelaskan untuk teknis pelaksanaanya nanti, para tenaga vaksinator harus dapat menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.
"Satu atau setengah jam sebelum dimulai dari jadwal pelaksanaan vaksin, tenaga vaksinator harus dapat memanfaatkan waktunya untuk melakukan pendataan dan verifikasi calon penerima vaksin dengan cepat dan akurat agar tidak akan memakan waktu target vaksinasi sesuai target," jelasnya
Disampaikannya, teknis pelaksanaan vaksinasi harus betul-betul klarifikasinya benar, mulai dari data harus betul-betul akurat atau tidak ada error dalam data, misalnya, salah satu yang tidak boleh divaksin adalah yang mempunyai riwayat penyakit tertentu.
"Jangan sampai riwayat penyakit itu tidak ditanyakan, harus betul-betul disiapkan di tempat pelaksanaan vaksinasi dan harus akurat," tegas bupati.
Bupati berharap agar para tenaga medis harus dapat menjadi contoh bagi masyarakat, di samping kericuhan banyak nya hoax vaksin yang beredar.
"Karena dengan vaksinasi juga kita bukan berarti bisa bebas, kita harus tetap melaksanakan protokol kesehatan," imbuhnya.
Hal senada juga dikatakan Wabup Ciamis Yana D. Putra. Ia mengatakan nakes adalah aset kita yang harus dijaga.
"Mereka adalah garda terdepan yang terjun langsung dalam menangani berhadapan dengan bahaya COVID-19 yang mengintai," katanya.
Ditambahkan Kadis Kesehatan Ciamis Yoyo, tahap pertama pelaksanaan vaksinasi merupakan penguatan dalam meyakinkan kepada masyarakat, bahwa vaksin ini benar-benar aman, berbeda dengan berita hoax yang beredar.
"Ini sebagai promosi, agar masyarkat lebih konsen melawan isu-isu hoax yang beredar, sehingga timbulnya keyakinan pada masyarakat," jelas Yoyo.