Singkawang – Dua kader TBC Reny dan Yuniarsih mengungkapkan bagaimana mereka menikmati peranannya selaku kader TBC dengan ikhlas dan senang hati semata berharap Ridho Allah.
Reny perempuan muda dengan wajah cantik ini menyampaikan bahwa selain sebagai kader TBC dirinya juga menjadi kader kesehatan lainnya, dalam melaksanakan tugasnya dia sering berkolabrorasi dengan berbagai pihak baik pemerintah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Puskesmas dan organisasi atau lembaga lainnya.
“Saya menikmati sekali dalam melaksanakan tugas saya selaku kader TBC, ini semua saya jalani dengan senang hati dan ikhlas, in semata demi keinginan terwujudnya Singkawang Bebsa TBC,” ungkap Reny dalam kegiatan penutupan pelaksanaan Program TB Care Aisyiyah Kota Singkawang, Selasa (22/12).
Yuniarsih menyampaikan pengalamannya bagaimana dia melakukan pendampingan kepada masyarakat penyandang TB.
“Bukan mudah memberikan pendamping masyarakat yang penyandang TB. Awalnya kebanyakan masyarakat tidak mau menerima kita, karena mereka beranggapan TB adalah penyakit yang memalukan. Namun dengan penuh kesabaran akhirnya mereka bisa menerima kami melakukan pendampingan dalam pengobatan,” ungkapnya.
Pimpinan SSR TBC-HIV Care Aisyiyah Kota Singkawang, Uray Ningrum Sari mengatakan dari sisi capaian program, selama 3 semester sejak 2018 berturut-turut Program Aisyiyah berhasil mempertahankan ranting A2 dengan capaian program di atas 90% dari dua indikator performance yang harus dilaksanakan meliputi pelaksanaan investigasi kontak dan notifikasi kasus baru serta tiga indikator proses meliputi capaian terduga TB, edukasi HIV untuk pasien TB, dan capaian pendampingan pasien TB MDR.
“Angka keberhasilan pengobatan TB di area program Aisyiyah sekitar 85% selama dua tahun terakhir,” kata Ningrum.
Sementara itu Pimpinan PD. Aisyiyah Kota Singkawang. Henry Tri Purwati menjelaskan dari sisi program dan kegiatan di PR TB Aisyiyah, beberapa kegiatan utama yang akan ditransferkan atau dialih kelolakan kepada organisasi Aisyiyah dan kepada Dinas Kesehatan atau implementasi baru yang dalam teknik pengelolaannya .
“Beberapa area intervensi program utama yang akan ditransfer meliputi program penemuan kasus dan pendampingan pasien TB sensitif obat, pendampingan pasien TB, pemeliharaan kader-kader yang selama ini sudah terlatih, dan program lainnya,” ujarnya.