Martapura - Pembangunan Masjid Bambu KH Abdul Qadir Hasan di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, masih terus berlangsung.
Kontraktor pelaksana dari PT Sinar Cerah Sempurna, Nanang Syamsudin, menjelaskan, pengerjaan sudah 90 persen.
"Masih terus dikerjakan, tepat waktu," katanya, Jum'at (11/12).
Dia menjelaskan, masjid ini rangkanya dibuat dari pipa besi. sedangkan struktur eksteriornya, semua dari bambu. "Struktur bangunan rangkanya dari pipa baja. Bambunya, kami datangkan dari Jawa," sebutnya.
Masjid Bambu ini dibangun dua lantai. Lantai atas adalah ruang utama dengan luas 15 x 15 meter, bisa menampung 180 orang.
"Tempat salat, di lantai atas nantinya. Lantai atas pakai kayu ulin. Kalau bawah atau lantai dasar untuk tempat toilet dan tempat wudu," imbuhnya.
Dijelaskan Nanang, Masjid ini dibangun selama enam bulan dengan msa kontrak 170 hari kalender, yakni dari Juli hingga akhir Desember 2020 dengan anggaran Rp11,9 miliar lebih.
Masjid ini adalah yang pertama di Kalsel yang bahan ornamennya dari bambu. Konsep pembangunannya mengambil dari masjid tertua yang ada di Kalimantan Selatan, yakni Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin.
Bangunan masjid yang menonjol, pengulangan bentuk atap dengan bentuk dasar segitiga dan bentuk pohon hayat atau pohon kehidupan. Kian eksotik dengan model jukung, jika dilihat dari samping.
Ide dasar dari pengembangan masjid bambu ini diambil dari lanting yang menjadi andalan wisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu untuk menyusuri Sungai Amandit.