Labuan Bajo - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) kembali melanjutkan geliat pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo-Flores berbasis digital melalui kegiatan Fasilitasi Penguatan Digitalisasi Destinasi Wisata di Mbay, Kabupaten Nagekeo.
Berlangsung di Hotel Pepita Mbay, Kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari (2-3/12) dengan slogan "Desa Wisata Go Digital" ini dihadiri oleh Kepala Divisi Komunikasi Publik (Kadiv Komblik) BOPLBF, Sisilia Jemana dan tim, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Andreas Ndona, perwakilan masing-masing Dinas Pariwisata 3 Kabupaten (Ngada, Nagekeo, dan Ende).
Narasumber lokal yang sekaligus merupakan pelaku wisata (digital) Sun Rice Homestay di Desa Bangka Kenda, Ruteng, Yeremias Jefrisan Aquino, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus Strategic Planner di Anagata Creatif Consultant; Arumi Martikasari, rekan-rekan media, dan perwakilan dari 12 Desa Wisata di 3 kabupaten (Ngada, Nagekeo, dan Ende).
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, dalam sambutan virtualnya mengungkapkan, di masa normal baru ini kebangkitan pariwisata sangat baik jika dimulai dengan aktivasi sosial media/platform digital sebagai media informasi bagi desa-desa wisata.
"Hari ini kita bersama melakukan upaya percepatan termasuk meningkatkan kualitas promosi lewat konten digital dari potensi wisata yang sudah dimiliki. Kegiatan ini dimaksudkan agar kita seirama menjemput era digital 4.0. Kita akan dorong desa wisata ini untuk mendayagunakan platform digital seperti Facebook Fanpage, Instagram, maupun Youtube dan mulai pengembangan narasi wisata yang dimiliki oleh masing-masing desa," ucap Shana seperti disebutkan dalam realese BOPLBF, Kamis (3/12).
Shana berharap, desa dapat mengoptimalkan platform digital yang ada untuk kegiatan promosi desanya.
"Harapannya, tiap destinasi wisata bisa mengoptimalkan platform digital agar berdikari dalam "menjual" potensi wisata yang dimiliki. Media sosial dapat dijadikan panduan informasi bagi para wisatawan yang hendak berkunjung," harap Shana
Senada dengan Dirut BOPLBF, Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo Andreas Ndona mengungkapkan, pariwisata yang maju harus dimulai dari desa dan masyarakat itu sendiri.
"Kehadiran teman-teman perwakilan desa wisata adalah sebuah bentuk komitmen. Digitalisasi adalah sebuah perubahan maju yang tidak bisa dihindari, pilihannya adalah tertinggal atau ikut bergerak seiring arus kemajuan. Memanfaatkan digitalisasi adalah peluang sehingga desa kita bisa dikenal dunia", ungkap Andreas.
Andreas menegaskan, masyarakat harus dengan tau dan mau membangun desanya sendiri. Menurutnya, kesempatan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar kita saling berbagi dan mendukung untuk kemajuan bersama.
"Kita tidak bisa berdiri sendiri, simpul- simpul ini harus dihubungkan lewat promosi yang kuat memanfaatkan platform digital tadi," ujar Andreas.
Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Publik (Kadiv Komblik) BOPLBF, Sisilia Jemana dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, pemanfaatan teknologi digital sebagai saluran informasi pariwisata saat ini menjadi sangat penting. Desa, menurutnya harus mengambil peluang dari berkembangnya teknologi informasi digital saat ini.
"Kita tidak bisa melawan arus perkembangan digital yang begitu kuat dan massif saat ini. Justru lebih baik kita mengambil peluang untuk mengembangkan pariwisata kita dan belajar bagaimana memperoleh manfaat ekonomi melalui pemanfaatan digital dengan membuka akses informasi desa saat ini. Dengan begitu pariwisata berbasis masyarakat bisa benar-benar kita wujudkan bersama," ungkap Sisilia.
Sisilia juga memastikan mengenai keberlanjutan pendampingan dari BOPLBF bagi desa-desa yang hadir sebagai peserta paska pelaksanaan kegiatan.
"Setelah diadakan kegiatan ini setiap destinasi wisata yang sudah didigitalisasi akan terus didampingi BOPLBF dalam pengembangan platform digitalnya", tambahnya.
Kegiatan meliputi pemaparan, diskusi, kunjungan ke destinasi wisata di Desa Tutubhada di Mbay, serta pendampingan langsung kepada para peserta selama dua hari oleh tim BOPLBF yang seterusnya pendampingan akan dilanjutkan sampai desa-desa peserta secara mandiri mampu mengelola platform digitalnya masing-masing.
Selain paparan dan diskusi, serta pembuatan digital platform, para peserta juga diajak untuk melakukan kunjungan ke Desa Wisata Tatubhada, Kabupaten Nagekeo. Pada kunjungan ini para peserta diberi kesempatan mengasah kemampuan bernarasi dan membuat konten foto dalam kunjungan ke Desa Tutubadha.
Kegiatan kali ini merupakan kali kedua yang dilaksanakan BOPLBF. Kegiatan serupa juga telah dilaksanakan BOPLBF sebelumnya akhir Oktober lalu di Ruteng, Manggarai, melibatkan 15 Desa dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur.