Kubu Raya – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan meresmikan Kampung Bakol di Desa Sungai Belidak, Kecamatan Sungai Kakap, Minggu (29/11).
Kampung Bakol akan menjadi ikon wisata baru di Kabupaten Kubu Raya, khususnya terkait pusat kegiatan kerajinan anyaman bakul yang dilakukan oleh masyarakat. Kampung Bakol juga menyediakan bahan baku serat alam untuk anyaman, selain itu menjadi tempat pelatihan menganyam bakul serta sentra penampungan hasil anyaman bakul dari para perajin, baik yang ada di Desa Sungai Belidak maupun desa dan kecamatan lainnya di Kabupaten Kubu Raya.
Bupati Muda Mahendrawan mengatakan, keberadaan Kampung Bakol tidak terlepas dari kebijakan pihaknya yang mulai 2021 mendatang akan mewajibkan penggunakan besek dan bakul anyaman untuk menggantikan kotak makanan berbahan kertas, styrofoam, dan plastik yang selama ini digunakan.
“Kita berpikir sederhana, bahwa kotak makanan yang selama ini digunakan baik kertas, styrofoam, maupun plastik itu tidak ada pabriknya di sini. Berarti kan uangnya itu tidak lari ke masyarakat karena pabriknya tidak di sini. Maka ini sekaligus membuka peluang untuk masyarakat. Ibaratnya akan ada penghasilan tambahan bagi warga,” tutur Muda Mahendrawan.
Berawal dari situ, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kubu Raya Raya kemudian intens melakukan pelatihan menganyam di berbagai desa. Sebab bahan baku yang diperlukan juga cukup melimpah di Kubu Raya.
“Nah, kita berpikir yang pasti di depan mata. Memang awal-awal itu sulit. Namanya pelatihan, semua melatih diri. Namun insya Allah kalau sudah terlatih itu akan ringan. Inilah proses perjuangan kita masyarakat di Kubu Raya,” ujarnya.
Ia mengatakan nantinya jika penggunaan bakul telah masif, maka agenda-agenda di masyarakat pun diharapkan juga menggunakan bakul. Sehingga yang terjadi kelak adalah saling membantu antar sesama masyarakat.
“Nah, inilah sebenarnya konsep sederhana di mana masyarakat membantu masyarakat juga. Pemerintah daerah ini hanya memancing, menstimuli supaya bergerak semua. Kami sifatnya hanya menggerakkan semua potensi,” sebutnya.
Muda Mahendrawan menilai kepastian keberadaan pasar sebelum suatu produk diciptakan adalah keharusan. Sehingga memberikan semangat kepada mereka yang memproduksi. Karena itu, Perusahaan Umum Daerah (Perusda) yang nanti akan dibuat pemerintah kabupaten salah satu unit usahanya adalah menampung produk karya masyarakat termasuk bakul anyaman.
“Ada banyak sekali acara pemerintah kabupaten dan agenda-agenda di desa, kecamatan, dan organisasi. Berapa banyak kebutuhan kotak nasi dan kue. Nah, nanti kita juga akan bikin Perusda yang salah satu unit usahanya akan menampung ini. Perusda tidak akan mengambil untung dari sini melainkan hanya menalangi punya masyarakat supaya uangnya bisa berputar,” terangnya.
Lebih jauh Muda mengatakan pembuatan bakul anyaman juga diharapkan menjadi opsi baru kegiatan generasi muda desa. Sekaligus upaya membangun mental wirausaha kaum muda.
“Minimal dia sudah bisa punya karakter yang kuat menjadi wirausahawan. Ini latihan mental juga untuk generasi muda,” sebutnya.
Dirinya menilai saat ini ancaman pengangguran makin tinggi. Dengan adanya program pembuatan bakul anyaman, angka pengangguran diharapkan dapat berkurang.
“Dari anak-anak muda bisa kita buat kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Apalagi anak muda itu kreatif sehingga nantinya akan muncul karya-karya yang berbeda, tidak hanya buat bakul untuk nasi kotak,” katanya.
Sementara, Ketua Kampung Bakol Desa Sungai Belida Juliansyah mengatakan pihaknya telah mengagendakan kegiatan pelatihan menganyam bakul bagi anak-anak muda desa. Sebab, menurutnya, saat ini para penganyam rata-rata berusia 40 tahun ke atas.
“Nah, insya insya Allah awal tahun nanti akan ada pelatihan penganyaman khususnya bagi anak-anak muda Desa Sungai Belidak,” ungkapnya.
Juliansyah mengatakan selain karang taruna desa, di Sungai Belidak juga ada organisasi Persatuan Anak Sungai Belidak. Para pemuda desa tersebut, menurut dia, punya komitmen kuat untuk memajukan desa. Khususnya mengangkat apa yang menjadi potensi desa sehingga punya nilai tambah.
“Sudah dua yang kita punya. Pertama Wisata Religi Darul Fikri, dan kedua Kampung Bakol ini,” ujarnya.
Ia menuturkan saat ini warga desa tengah sibuk menyiapkan pesanan bakul anyaman sebanyak 6 ribu buah. Selain itu juga ada pesanan bahan baku sebanyak 3 ton. Kemudian pesanan bahan baku juga datang dari Dinas Koperasi sebanyak 1,5 setengah ton. Selain itu ada pesanan bahan baku dari kecamatan lain sebanyak 200 kilogram.
“Nah, kita patut berbangga dengan kampung bakol karena kita bisa berjalan terlebih dahulu sebelum peraturan bupati tentang itu diterbitkan. Sangat luar biasa program ini karena menjadi penghasilan tambahan warga sehari-harinya,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat Syarif M. Amin mengapresiasi program bakul anyaman Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Menurutnya, program tersebut sederhana namun mengena. Tanpa harus melibatkan birokrasi perizinan yang berbelit.
“Saya sebagai Wakil Ketua DPRD yang mewakil Daerah Pemilihan II Kubu Raya dan Mempawah berharap ide ini bisa ditingkatkan menjadi produk-produk unggulan Kabupaten Kubu Raya,” katanya.
“Intinya, kami sangat mendukung program Pak Bupati ini,” tambahnya.