Labuan Bajo - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah melakukan pertemuan dengan persatuan hotel dan restoran (PHRI) Labuan Bajo, Sabtu (14/11), guna mempersiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) maupun sertifikasi profesi di sektor pariwisata.
Menaker Ida menyampaikan bahwa Labuan Bajo merupakan destinasi wisata yang benar-benar bisa dikatakan seperti "surga" yang diberikan Tuhan kepada masyarakat dan harus dioptimalkan semaksimal mungkin. Apalagi pemerintah telah menetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
"Infrastruktur tetap digenjot, tapi ingat harus didukung oleh SDM yang unggul. Infrastruktur di labuan bajo ini juga sudah didorong habis-habisan dan apabila tidak mendapat dukungan dari SDM manusia yang unggul, pada akhirnya infrastruktur itu tidak akan memberikan dampak dan efek kepada SDM setempat," kata Menaker Ida.
Menaker Ida menjelaskan bahwa pemerintah terus menggenjot kompetensi SDM di sektor pariwisata yang ada di Labuan Bajo, salah satunya melalui UPTP Lombok Timur yang berkonsentrasi pada kejuruan pariwisata.
Lebih lanjut, dirinya mendorong agar peserta pelatihan nantinya dapat langsung terserap masuk pasar kerja terutama di wilayah perhotelan di Labuan Bajo, yang kedepannya tentu membutuhkan SDM perhotelan yang banyak.
"Saya meminta kepada Pak Dirjen Binalattas dan Pak Wagub agar efektivitas dari BLK yang ada di Kupang maupun di Labuan Bajo agar dioptimalkan di tahun 2021, begitupun dengan segala kebutuhan kejuruan yang dibutuhkan, yakni melalui koordinasi dengan PHRI agar bisa identifikasikan kebutuhan kejuruannya seperti apa saja," lanjut Ida.
Sementara itu, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengajak PHRI agar bersama melakukan pembangunan di NTT khususnya dengan semua jaringan yang ada, serta mengkolaborasikan kesiapan pembangunan SDM.
"Teman-teman di PHRI mari kita kerjasama, kalau teman-teman PHRI ada kesulitan dalam perijinan oleh OPD (organisasi perangkat daerah) silakan menghubungi kami, Menaker Ida datang ke sini untuk mendukung penuh pengembangan kompetensi bagi masyarakat NTT, jadi kalau ada kebutuhan SDM ataupun kebutuhanlogistik segera beritahu kami," ungkap Josef.
Perwakilan PHRI, Silvestre dan perwakilan Komodo Resort, Agustina, menyampaikan aspirasinya kepada Menaker Ida terkait masih minimnya sertifikasi profesi disektor pariwisata.
Menurutnya, baru sekitar 25% tenaga kerja di sektor pariwisata di Labuan Bajo ini yang memiliki sertifikasi profesi kompetensi di bidangnya.
"Dengan dioptimalkannya BLK baik milik pemerintah pusat maupun daerah, Kami berharap kualitas kompetensi SDM yang ada di Labuan Bajo ini segera terwujud, dengan dilengkapinya sertifikasi profesi yang diberikan," ujarnya.