Sigi - Pjs Bupati Sigi Sisliandy mengikuti rapat koordinasi pengendalian percepatan penanganan COVID-19 di Provinsi Sulawesi Tengah secara virtual, Selasa (10/11).
Rapat Kordinasi yang diselenggarakan di ruang Polibu Kantor Gubernur Sulawesi Tengah dipimpin langsung oleh Kepala BNPB RI Doni Monardo dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Rusli Dg Palabbi, unsur Forkopimda dan pejabat terkait lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Rusli Dg Palabbi menyampaikan usaha yang telah ditempuh pemerintah provinsi dalam penanganan COVID-19.
Pihaknya juga melaporkan jumlah kasus positif sebanyak 1047 dan tidak ada penambahan baru dan kesembuhan pasien mencapai 73,45% atau setara 769 kasus, mortalitas (kematian) 4,01% atau setara 236 orang dan jumlah sampel dalam proses lab sebanyak 127. Data tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah sebagai daerah dengan kasus penyebaran terendah secara nasional dengan urutan ke-31 dari 34 provinsi.
Untuk penanganan pandemi, Sulteng memiliki 6 rumah sakit rujukan COVID-19, 3 alat PCR, APD, obat-obatan dan ketersediaan tenaga medis yang memadai di 13 kabupaten/kota. Adapun permasalahan yang dihadapi ada empat poin yang belum optimal yaitu edukasi ke masyarakat, penertiban di tempat-tempat keramaian, tracking di kabupaten/kota dan kepatuhan protokol kesehatan. Sedangkan beberapa item medis yang masih kurang, kata wagub, meliputi reagen PCR, baju hazmat, handscoon steril dan nonsteril, masker, faceshield. Beliau berharap semoga dari koordinasi dan pembahasan ini dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi penting.
Sementara itu, Kepala BNPB RI Doni Monardo menjelaskan, fakta tingkat kepatuhan masyarakat Sulteng memakai masker baru 78% dan kepatuhan jaga jarak 75%.
"Kurang patuhnya masyarakat memakai masker banyak ditemukan di tempat-tempat publik seperti perumahan, restoran, pasar dan pusat wisata sedangkan jaga jarak banyak terjadi di tempat olahraga," ujarnya.
Doni mengatakan, untuk penanganan penyebaran COVID-19 yang paling ampuh adalah dengan penerapan protokol kesehatan 3M sebagai vaksin terbaik sampai saat ini.
"Upaya pencegahan harus jadi prioritas komponen bangsa. Oleh karenanya kita semua harus kerja keras untuk memutus mata rantai dengan pencegahan, Selain itu, pemeriksaan spesimen lab juga diharapnya dapat lebih dipercepat sehingga pasien positif jadi lebih cepat diisolasi dan ditangani," ujarnya.