Kubu Raya - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muhammad Ayub didampingi Kepala Bidang Pembinaan SMP Syarif Firdaus Al-Qadri dan Ketua MKKS SMP Kubu Raya Ahmad Imron meninjau pelaksanaan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri dan Swasta wilayah satu Kecamatan Sungai Raya tahun 2020 di SMPN 7 Komplek KORPRI Sungai Raya Dalam, Selasa (10/11).
Kegiatan yang dilakukan setiap sebulan sekali itu diikuti 37 kepala sekolah SMP negeri dan swasta yang tersebar di Kecamatan Sungai Raya. Dalam peninjauannya, Kadisdikbud Kubu Raya menyempatkan berbincang langsung dengan kepala sekolah yang mengikuti MKKS.
Kadisdikbud Kubu Raya Muhammad Ayub mengatakan, Kepala sekolah harus punya komitmen kuat untuk melakukan perubahan dalam meningkatkan mutu pendidikan kerana kepala sekolah merupakan aktivitas di dunia pendidikan ini dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing.
“Untuk siapa mutu itu, bagaimana caranya, seperti apa mutu pendidikan itu? Kalau kita bertanya hal itu, tentulah kita harus tahu siapa yang ada di dalamnya. Jawabannya mulai dari managernya, kepala sekolah, guru-guru, staf, siswa. Semua itu muaranya bagaimana kita bisa mensukseskan program pemerintah di dunia pendidikan," Kata Ayub.
Ayub menambahkan, kepala sekolah juga harus meng-update pengerahuannya, jangan sampai sosok guru itu ketinggalan jauh dan mampu meningkatkan hal yang baru dalam memberikan pendidikan bermutu kepada siswanya. Jika semua ini tidak lakukan kepala sekolah dan guru tidak serius, maka semua program pendidikan tidak ada gunanya.
“Ayo kita berkomitmen dengan tagline ‘Salam Menanjak’ untuk bergerak bersama-sama melakukan perubahan dan peningkatan mutu pendidikan di masing-masing sekolah. Selain itu, kepala sekolah dan guru jangan betah dan harus keluar dari zona nyaman," ajaknya.
Orang nomor satu di jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya itu menjelaskan, zona nyaman yang dimaksud bukanlah posisi atau jabatan yang sedang di emban oleh guru tersebut, namun zona nyaman di sini ialah bagaimana guru sudah terbiasa dengan pola lama. Karena jika guru sudah terbiasa dengan sistem yang lama, ketika muncul sistem yang baru guru tersebut sulit tidak mau ikut dan sulit untuk melakukan serta menerapkannya.
“Dengan adanya tagline ‘Salam Menanjak’ yang digaungkan pak Bupati kita Muda Mahendrawan itu perlahan kita berusaha naik. Memang pusing dan sulit ketika kita harus memulai sesuatu hal yang baru, bagaimana kita menerapkan sistem belajar dengan kurikulum baru, merubah mindset, pola kerja dan pola pembelajaran yang baru serta teknologi yang baru. Kenapa kita merasa pusing untuk memulai semua itu, karena kondisi ini membuktikan kita gugup dan belum mampu untuk keluar dari zona nyaman tadi," ujarnya.
Ayub menuturkan, dengan selogan Kubu Raya 'berlari lebih kencang, berproses lebih cepat dan bertindak lebih nyata' itu memberikan pemahaman dan mengajak kepada semua tenaga pendidik kalau saat ini guru di Kubu Raya harus berlari, berproses dan bertindak untuk meningkatkan mutu pendidikan dan harus berani keluar dari zona nyaman.
“Sebagai fakta bahwa Kubu Raya akan berlari lebih kencang, pak Bupati pada tahun 2021 mendatang telah mencanangkan program Teacher Learning Center (TLC) atau Pusat Pelatihan Guru. Yang mana rekrutmennya akan sama dengan rekrutmen guru penggerak yang saat ini sedang dilakukan di Kubu Raya. Artinya apa? Untuk berlari lebih kencang, kita tidak boleh mengandalkan program dari pemerintah pusat saja," tuturnya.
Ayub menjelaskan, dengan digelarnya MKKS ini untuk mengajak kepala sekola dan guru untuk beranjak atau keluar dari zona nyaman serta bergerak sama-sama meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Kubu Raya, karena guru hampir rata-rata hidupnya sudah sejahtera tapi juga harus diimbangi dengan kerja yang lebih kencang dan sejahtera juga.
“Mari kita manfaatkan dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) itu untuk meningkatkan mutu pendidikan dan jangan berlebihan gunakan dana BOS itu untuk perehaban sekolah, karena gedung bukan satu-satunya Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), bahkan sebuah penghapus di sekolah, bisa bernilai dalam PKKS," paparnya.
Ayub juga mengajak agar seluruh peserta MKKS mampu mengembalikan ruh/jiwa guru ke dalam diri masing-masing dan menanamkan sifat-sifat, pola piker yang produktif, dan menggali daya pikir. Kalau hanya mentransfer ilmu melalui waktu yang disediakan pada jam pelajaran tentu bisa dikuasai, tapi bagaimana apa yang disampaikan agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bekal hidup mereka. Itu yang berat, untuk itu, guru harus meningkatkan kapasitasnya.
“Niatkan apa yang kita lakukan dalam menjalankan amanah ini untuk ibadah, agar kita bekerja tidak hanya sekedar bekerja. Tapi ketika kita ingin melakukan lebih, itulah pelayanan yang kita berikan,” pungkasnya.
Pada kegiatan ini kadisdikbud memberikan bingkisan dan melepas Kepala sekolah SMP 13 Sungai Raya Edi kusnadi yang sudah memasuki purna tugas.