Natuna - Wakil Bupati Natuna Natuna Ngesti Yuni Suprapti menghadiri acara Pembentukan Relawan Penjaga Laut Nusantara (Rapala) di Aula Kantor Camat Bunguran Selatan, Jumat (6/11).
Hadir pada kesempatan tersebut, direktur Kerjasama Bakamla RI, beserta rombongan, perwakilan dari Basarnas, beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah, camat Bunguran Selatan dan para relawan Rapala.
Dalam sambutannya, Direktur Kerjasama Bakamla RI Laksma Pertama Retiono Kunto menyampaikan, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, dan Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 tentang Badan Keamanan Laut, Bakamla merupakan lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab lansung kepada Presiden, dengan tugas melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yuridiksi Indonesia.
"Pelaksanaan tugas Bakamla RI dalam hal menjaga keamanan dan keselamatan di laut sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama serta sinergisitas dengan instansi terkait dan masyarakat perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Dirinya menerangkan bahwa saat ini Kantor Perwakilan Bakamla sudah dibentuk di Kabupaten Natuna, yaitu Stasiun Pemantau Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL), di Bukit Senubing Kecamatan Bunguran Timur dan Desa Maritim di Kecamatan Bunguran Selatan.
"Adapun latar belakang pembentukan Rapala ini dikarenakan posisi perairan Natuna yang sangat strategis, berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I), dan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga, sehingga sangat rawan terjadinya pelanggaran batas maritim," jelasnya.
Adapun tugas Rapala, jelasnya, adalah membantu tugas dan fungsi Bakamla RI, seperti mengumpulkan, mengidentifikasi serta melaporkan data dan informasi terkait keamanan laut. Selanjutnya membantu dalam memberi dukungan terkait penyelamatan pertolongan di laut serta dalam pengembangan sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya kelautan wilayah pesisir/perbatasan Natuna.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti menyampaikan bahwa Natuna memiliki 99% wilayah yang berbentuk perairan/laut, dengan potensi perikanan yang sangat melimpah.
Potensi tersebut sepatutnya dapat menjadi modal daerah bagi mewujudkan kesejahteraan dan belanja pembangunan daerah.
Ngesti juga menerangkan bahwa sampai saat ini sering terjadi pelanggaran batas wilayah dan pencurian ikan, yang tak jarang pelaku pelanggaran melakukan tindakan yang mengancam keselamatan para nelayan tradisional.
Diakui bahwa rasa aman dan selamat dalam menjalankan aktivitas sebagai nelayan merupakan harapan utama dari seluruh nelayan tempatan. Karena dengan rasa aman, para nelayan tempatan dapat lebih memaksimalkan hasil tangkapan ikan dan potensi kelautan lainnya.
Keterlibatan masyarakat, dan pemerintah daerah terhadap keamanan laut, wilayah perbatasan di Natuna merupakan bentuk kontribusi bersama. Untuk itu, koordinasi dengan berbagai lembaga, terutama Bakamla harus terus dibangun.
Mudah-mudahan dengan terbentuknya Rapala di Kabupaten Natuna, diharapkan keberadaannya dapat mendukung upaya pengamanan wilayah, mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan sekaligus perlindungan kawasan laut di Natuna.
Adapun anggota Rapala yang dibentuk kali ini berjumlah 20 orang, ditandai dengan penyerahan bendera Rapala secara simbolis dari pihak Bakamla kepada Wakil Bupati Natuna.